Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Dosen Program Studi Teknologi Informasi Fakultas Informatika Telkom University Bandung Muhamad Irsan membuat sistem pendeteksi microsleep bagi para pengendara kecuali sepeda motor menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sistem pendeteksi microsleep tesebut kini sedang dalam tahap penyempurnaan desain perangkat. “Deteksi micosleep dari wajah yang mengantuk dan denyut nadi,” katanya kepada Tempo di sela pameran inovasi di Telkom University Bandung, Senin 2 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Irsan bersama tiga anggota timnya membuat gelang khusus untuk mengukur denyut nadi, sementara kamera kecil dipakai untuk mendeteksi area kepala, yaitu ketika kepala menunduk, juga kondisi mata dan mulut pengendara yang mengantuk atau tertidur singkat alias microsleep.
Hasil tangkapan kamera dan denyut nadi itu kemudian diolah dengan menggunakan teknologi AI. “Ketika pengemudi mengantuk atau tertidur, sistem memberi peringatan lewat suara dan getaran di gelang agar terbangun,” ujarnya.
Tim juga merancang fitur tambahan manakala kecelakaan berkendara tidak terhindarkan, yaitu pertolongan darurat sesuai titik lokasi kejadian. Kabar kecelakaan itu akan dikirimkan sistem ke keluarga terdekat.
Perangkat dan fitur pada sistem yang dibalut Internet of Things (IoT) itu juga dilengkapi sensor untuk mendeteksi apakah kendaraan mengalami kecelakaan atau tidak sesuai parameter tertentu. “Parameter kendaraan kecelakaan yaitu kecepatan yang menurun secara mendadak dan drastis, juga kemiringan posisi kendaraan, apakah misalnya terbalik atau miring,” kata Irsan.
Pembuatan sistem deteksi microsleep itu dirintis sejak 2020. Menurut Irsan, idenya muncul sewaktu studi lanjutan S3 di Malaysia yang disertasinya mengenai keselamatan berkendara. Dari hasil pencarian artikel dan referensi, diketahui bahwa kecelakaan di jalan raya disebabkan antara lain karena faktor pengemudi yang mengantuk. “Uji coba sistem deteksi ini sewaktu di Malaysia pada pengemudi bus kampus, tapi untuk uji coba di jalan raya belum dilakukan,” ujarnya.
Pada penerapannya, kamera ditempatkan di dashboard kendaraan untuk memantau kondisi pengendara. Tim juga menyiapkan perangkat modul Global System for Mobile Communications (GSM) seperti handphone dalam kotak hitam agar sistem terhubung via Internet. Sementara gelang pengukur denyut nadi tersambung via Bluetooth.
Sebelum digunakan, pengendara diminta melakukan pendaftaran lewat aplikasi yang disiapkan, dengan memasukkan data nomor seri perangkat yang dibeli. Sejauh ini, menurut Irsan, belum ada estimasi harga jualnya karena masih perlu melakukan penyempurnaan desain perangkat. Sementara hak cipta dan patennya sedang dalam proses pengurusan. “Komponen lokalnya lumayan besar lebih dari 75 persen,” katanya.
Dari hasil pencarian di Internet, sistem pendeteksi pengendara yang mengantuk atau microsleep masih tergolong jarang di dunia. Peneliti di Cina telah mengembangkan dengan menggunakan kamera dan bantal duduk yang bisa bergetar saat mendeteksi pengemudi yang mengantuk dan laju kendaraannya meningkat.