Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Kehakiman AS (DOJ) mengatakan FBI telah menciptakan alat dekripsi yang membantu mengembalikan data lebih dari 500 korban ransomware sebagai bagian dari upaya penegakan hukum multinasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari The Verge dua hari lalu, mereka juga menulis bahwa biro tersebut telah menyita “beberapa situs web” yang dioperasikan oleh geng ransomware ALPHV/Blackcat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, Bleeping Computer melaporkan bahwa pada sore ini, ALPHV/Blackcat mengeklaim telah mendapatkan kembali kendali atas situsnya dan FBI hanya memiliki kunci dekripsi untuk sekitar 400 perusahaan, meninggalkan lebih dari 3.000 korban yang datanya tetap terenkripsi.
Geng tersebut juga dilaporkan mengatakan bahwa mereka tidak lagi membatasi afiliasi yang menggunakan perangkat lunak ransomware untuk menyerang infrastruktur penting, termasuk rumah sakit dan pembangkit listrik tenaga nuklir.
“Selama 18 bulan terakhir, ALPHV/Blackcat telah muncul sebagai varian ransomware-as-a-service paling produktif kedua di dunia berdasarkan uang tebusan ratusan juta dolar yang dibayarkan oleh para korban di seluruh dunia.” Ungkap DOJ.
Dalam modelnya, geng tersebut bertanggung jawab untuk membuat dan memperbarui ransomware, sementara afiliasinya menemukan target dan melancarkan serangan, lalu mereka membagi keuntungannya.
Selama musim panas, geng ransomware tersebut juga mengeklaim kredit atas peretasan Reddit, menuntut 4,5 juta Dolar AS untuk mengembalikan data, serta mencuri data dari penerbit game Namco Bandai. Menjelang akhir musim panas, geng tersebut mengaku bertanggung jawab atas penutupan beberapa kasino dan hotel MGM Resorts di Las Vegas, Nevada.
Pilihan editor: Apa Itu Ransomware, Ini Pengertian dan Jenisnya