Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lumajang - Gunung Semeru terus mengalami erupsi hingga Rabu pagi, 15 Januari 2025. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru mencatat adanya gempa erupsi pagi ini sekitar pukul 07:06 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seismograf Pos PGA yang berada di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, merekam getaran gempa dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 110 detik. Selain itu, secara visual tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 900 m di atas puncak (± 4.576 m di atas permukaan laut).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara dan selatan," kata Petugas Pos PGA Semeru Sigit Rian Alfian dalam laporannya Rabu pagi.
Laporan 24 jam terakhir hingga Rabu dini hari tadi, pengamatan kegempaan menunjukkan 47 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 60-200 detik. Tercatat juga satu kali gempa guguran dengan amplitudo 6 mm dan lama gempa 71 detik.
Kemudian ada tujuh kali gempa embusan dengan amplitudo 2-8 mm dan lama gempa 13-83 detik; dua kali harmonik dengan amplitudo 5-8 mm dan lama gempa 120-131 detik.
Seismograf juga mencatat tiga kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 8-25 mm, S-P 2.28-3 detik, dan lama gempa 10-36 detik, serta sembilan kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 6-30 mm, S-P 13-74 detik, dan lama gempa 32-228 detik.
Tingkat aktivitas gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini masih tetap di level II (waspada). Pada level ini, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi, antara lain tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak. Selain itu, agar tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
PVMBG juga meminta untuk mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Pilihan Editor: ICEL: Pelaporan Pidana terhadap Bambang Hero Sebagai Ahli Lingkungan Berdampak Pembungkaman