Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Jaringan 5G di Indonesia, Kata Kominfo Soal Spektrum Frekuensi Radio

Kominfo bicara tiga lapis frekuensi radio untuk dorong perluasan jaringan 5G, juga model bisnis yang bisa bikin operator untung.

15 Oktober 2021 | 06.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengakui ketersediaan spektrum frekuensi radio penting untuk mengembangkan jaringan 5G di Indonesia. Pita frekuensi yang sudah tersedia saat ini baru 2,3 GHz, yang digunakan oleh Telkomsel untuk memberikan layanan 5G komersial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Indonesia setidaknya membutuhkan spektrum frekuensi di tiga lapisan, yaitu pita 700 MHz pada lapisan bawah (low band); 2,3 GHZ dan 2,6 GHZ pada lapisan tengah (middle band); dan 3,5 GHz pada lapisan atas (high band).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kita butuh spektrum frekuensi ini sesegera mungkin untuk memberikan 5G," kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kominfo, Ismail, dalam diskusi virtual Huawei Mobile Mobile Broadband Forum 2021, Kamis malam, 14 Oktober 2021.

Dia menuturkan, saat ini pada pita frekuensi 700 MHz masih berlangsung migrasi siaran televisi dari analog ke digital atau analog switch off. Dua spektrum potensial untuk 5G lainnya, yakni 2,3GHz pada middle band dan 3,5GHz pada high band, sudah lama digunakan untuk satelit komunikasi dan penyiaran.

Adapun pita frekuensi 2,6 GHz, menurut Ismail, digunakan satelit sampai 2024. "Pemerintah baru saja selesai menata ulang (refarming) spektrum frekuensi 2,3 GHz pada September lalu," kata dia.

Ismail memastikan, upaya menghadirkan layanan 5G di Indonesia tidak berhenti pada penambahan (farming) dan penataan ulang (refarming) spektrum frekuensi. Setelah memiliki alokasi spektrum frekuensi, pemerintah disebutnya perlu menetapkan harga yang rasional agar tidak memberatkan operator seluler.

"Jika harga terlalu tinggi, operator seluler akan kesulitan karena membutuhkan modal dan biaya yang besar untuk membangun infrastruktur," katanya sambil menambahkan, "Model bisnis juga penting untuk dipertimbangkan agar operator bisa menghasilkan uang dari layanan 5G."

Hal yang tidak kalah penting, teknologi dan bentuk layanan jaringan 5G yang hadir harus tepat guna dengan kebutuhan di dalam negeri. Secara keseluruhan, Ismail menekankan, pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang berorientasi 5G adalah penting untuk mendukung transformasi digital di Indonesia.

Sebelumnya, Head of Ericsson Indonesia, Jerry Soper, juga menyatakan kalau Indonesia perlu spektrum frekuensi radio untuk mendorong perluasan teknologi jaringan generasi kelima itu. Dia juga memberi catatan bahwa tiga lapis frekuensi radio seperti yang juga dituturkan Ismail memiliki karakteristik yang berbeda.

Umumnya, kata Soper, semakin rendah spektrum, semakin luas daya jangkaunya. Tapi dari segi kapasitas, semakin tinggi spektrum frekuensi, semakin besar kapasitas yang dimiliki.

Setelah teknologi jaringan 5G digelar, dia menerangkan, "Perusahaan telekomunikasi tersebut akan meningkatkan kapabilitas jaringan supaya bisa menampung lebih banyak lalu lintas data.”

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus