Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bukan hanya komputer, laptop ataupun smartphone yang bisa diretas, ternyata printer juga bisa diretas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan keterangan tertulis, Senin, 17 Desember 2018, dari Kaspersky Lab, printer yang diretas dapat bekerja dengan sendiri tanpa diperintah.
Misalnya, suatu malam yang tenang, tiba-tiba Anda mendengar suara. Suara tersebut ternyata adalah printer di ruang sebelah, dan sedang mencetak sesuatu tanpa adanya permintaan dari siapa pun. Beberapa jam kemudian, printer tiba-tiba mengeluarkan iklan dari perusahaan yang menjanjikan untuk mengiklankan barang melalui printer.
Kemudian mulai tak henti-hentinya mencetak semua jenis gobbledygook (uraian berbelit-belit dan tidak jelas), mungkin sebagian besar berisi konten yang sangat meragukan. Apa yang sedang terjadi? Printer Anda diretas, itulah yang terjadi, dan bukan hanya Anda, ternyata semua orang juga merasakannya.
Serangan terhadap printer bukanlah hal yang baru, dan agak mengejutkan bahwa ide tersebut baru saja menjadi mainstream. Jika kita kembali pada era fax, misalnya, spam fax sangat populer dengan semua jenis aktivitas aneh seperti mendistribusikan iklan dan materi lainnya melalui fax.
Pada 1991, akhirnya disahkan undang-undang untuk melarang praktik spam fax tersebut di Amerika, yang juga bertepatan dengan penurunan fax secara umum di seluruh dunia. Sementara pada 2008, peneliti Aaron Weaver menerbitkan sebuah artikel yang menjelaskan bahwa, bagaimana halaman Web dapat dibuat untuk meluncurkan perintah cetak pada setiap printer pengunjung.
Terdapat juga beberapa kasus serangan massal pada printer misalnya, pada 2016, peretas meretas printer jaringan di lebih dari selusin perguruan tinggi Amerika dan mencetak selebaran rasis.
