Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Menyeduh Kopi Otomatis ala Hario Smart 7, Apa Plus dan Minusnya?

Para penyeduh kopi kebanyakan sepakat, menyeduh kopi menggunakan teknik V60, adalah cara untuk menghasilkan secangkir kopi kaya rasa.

18 Agustus 2018 | 12.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Mesin kopi semi-otomatis Hario Smart 7. TEMPO/Praga Utama

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para penyeduh kopi amatir maupun pemula kebanyakan sepakat, menyeduh kopi secara manual menggunakan teknik tetes dan saring memakai alat V60, adalah cara terbaik untuk menghasilkan secangkir kopi yang kaya rasa. Dua barista juara dunia yang Tempo wawancarai dalam dua kesempatan berbeda, Tetsu Kasuya dari Jepang dan Dale Harris dari Inggris membenarkan hal itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Memakai V60 adalah cara paling ideal untuk mengekstraksi kekayaan rasa kopi," kata Tetsu saat berkunjung ke Jakarta Mei lalu.

Sementara Dale Harris mengatakan, kelebihan menyeduh kopi dengan V60 adalah fleksibilitasnya. "Seorang barista bisa menonjolkan atau mengurangi salah satu elemen rasa dari kopi, jika terlalu masam maka ada teknik-teknik yang digunakan untuk membuat rasa kopi lebih nyaman di mulut," ujarnya Juli lalu.

Meski Dale sendiri lebih menyukai menyeduh kopi memakai alat Chemex, tapi V60 menurutnya adalah alat terbaik untuk mempelajari teknik dasar seduh manual. "Dasar-dasar teknik menyeduh kopi bisa dipelajari memakai alat ini."

Alat V60 adalah piranti penyeduh kopi berbentuk corong yang diproduksi pertama kali oleh Hario, produsen perabot rumah tangga dan pecah-belah asal Jepang. Nama V60 sendiri diambil dari bentuknya yang seperti huruf V dengan kemiringan 60 derajat.

Bentuk ini, ditambah keberadaan ulir-ulir di dinding alat penetes kopi ini diyakini berfungsi membuat hasil seduhan lebih "jernih dan bersih". Hal itu bisa tercapai, menurut penjelasan Hario di situsnya, Karena serbuk kopi tidak terendam air, melainkan dibasahi oleh air yang mengalir.

Mesin kopi semi-otomatis Hario Smart 7. TEMPO/Praga Utama

Setelah memiliki paten V60 dan beberapa alat kopi lain, Hario kini kembali menggebrak dengan alat seduh kopi yang mengombinasikan teknik seduh manual dengan kecerdasan mesin. Dua tahun lalu, alat yang diberi nama Smart 7 ini diperkenalkan, namun baru tahun ini produk yang dibuat di pabrik Hario di Korea Selatan ini dipasarkan secara global. Tempo berkesempatan menguji produk yang di Indonesia dipasarkan oleh Toffin Indonesia selaku agen tunggal pemegang merek Hario itu.

Kesan pertama yang ditangkap saat Tempo melihat alat ini beraksi adalah: keren! Dengan hanya menyentuh layar pada mesin, dan dalam durasi yang tak terlalu lama, kopi terhidang tanpa perlu repot-repot memanaskan air, dan menuangkan menggunakan teko khusus berbentuk leher angsa yang biasa dipakai barista. "Tujuan utama alat ini memang memudahkan para pencinta kopi yang senang menyeduh sendiri," ujar Sales Manager Toffin Indonesia Indah Novyanti saat memperkenalkan alat ini kepada Tempo.

Kecanggihan Hario Smart 7 tampak pada cara pengoperasiannya. Selain melalui layar sentuh, pengguna bisa mengoperasikan mesin melalui aplikasi pada ponsel pintar. Untuk menggunakan opsi kedua, ponsel harus terhubung menggunakan Bluetooth. Adapun mode penyeduhan yang dipilih bisa otomatis maupun manual. Pada mode otomatis, pengguna tinggal menakar dan menggiling kopi, menyimpan di filter alat V60, lalu menunggu air panas dan mengucur sendiri.

Di mode otomatis, pengguna tinggal memilih mau menyeduh kopi seberapa banyak. Ada empat pilihan: 270 mili liter (2 cangkir), 410 ml (3 cangkir), 530 ml (4 cangkir), atau 660 ml (5 cangkir). Setelah menentukan pilihan, pengguna diminta menentukan suhu air yang ingin dipakai saat menyeduh, kisarannya 90-96°celsius. Untuk menyeduh dengan opsi ini, dibutuhkan waktu sekitar 5 menit mulai dari memanaskan air hingga kopi tersaji.

Selanjutnya: Mode My Recipes...

Pada mode "My Recipes" atau manual, pengguna menentukan berbagai variabel sendiri. Mulai dari jumlah air yang digunakan, suhu yang diinginkan, durasi dan jumlah tuangan air, hingga interval penuangan air. Pengguna bisa menyimpan empat resep personalnya pada mesin. Namun jumlah itu bisa lebih banyak jika pengguna membuat resepnya melalui aplikasi ponsel Smart7. “Dengan adanya opsi ini, skill dan pengetahuan penyeduh kopi tetap terpakai, jadi mesin ini tak sepenuhnya menghilangkan peran manusia,” ujar Indah.

Tempo membutuhkan waktu lebih dari 10 menit untuk membuat resep baik pada mesin maupun di aplikasi. Ukuran layar sentuh yang kecil dan kurang responsif terhadap ketukan jari membuat pengguna harus berkali-kali menyentuh layar agar bisa memasukkan data. Sementara saat memakai aplikasi ponsel pembuatan resep lebih mudah namun pengguna tetap harus mengkalkulasi jumlah air dengan durasi waktu yang diinginkan. Untungnya pada bagian atas aplikasi terdapat informasi jumlah air dan waktu serta interval yang sudah di-input.

Jika ingin lebih praktis, pengguna tak perlu repot-repot membuat resep sendiri. Pada aplikasi Smart7 yang tersedia baik di Android maupun iOS, ada menu “Shared Recipes” yang terkoneksi dengan layanan komputasi awan Hario. Di sini ada ratusan resep yang dibuat pengguna Smart7 lain di seluruh dunia. Kita sendiri pun bisa mengunggah resep ke menu ini. Sayangnya tampilan antarmuka menu Shared Recipes Smart7 masih terlalu sederhana. Untuk mencari menu pengguna harus menggulirkan layar terus menerus dan tak ada opsi pencarian.

Selain itu, tidak ada batasan resep yang diunggah ke layanan cloud ini. Sehingga resep yang dibuat secara asal pun bisa muncul. Jika Hario menambahkan fitur interaktif, di mana pengguna bisa memberikan rating terhadap menu yang diunggah pengguna, atau menu-menu yang populer diunduh, tentu akan memudahkan pengguna mendapatkan referensi. Di menu “Shared Recipes” ini, Tempo menguji beberapa resep yang dibuat oleh para barista kafe di negara lain. Hasilnya memang setiap resep bisa membuat rasa kopi berbeda-beda, meski memakai satu jenis biji kopi yang sama.

Selain kepraktisan, keleluasaan mengeksplorasi resep, dan fleksibilitas dalam menentukan variabel penyeduhan kopi, Hario Smart 7 menjanjikan hasil kopi yang konsisten dalam setiap seduhan. Tempo juga menilai, setiap kopi yang diseduh memakai alat ini selau terasa lebih bersih dan seimbang. Indah mengatakan, hal ini tercapai berkat "pancuran" air pada mesin yang mampu meneteskan air secara merata ke permukaan bubuk kopi.

Selain Smart 7, sebetulnya beberapa produsen alat kopi juga sudah pernah membuat alat seduh manual semi otomatis semacam ini. Beberapa di antaranya adalah Chemex Automatic dan Bodum Bistro Coffee Maker. Namun dibandingkan alat-alat lain, Smart 7 unggul dalam kemampuan personifikasi resep. Juga ada opsi untuk blooming, atau menyiramkan air panas ke serbuk kopi sebelum penyeduhan, untuk mengeluarkan gas-gas yang tersimpan di biji kopi sisa proses penggorengan (roasting).

Namun di balik semua kelebihan itu, Hario Smart 7 juga masih memiliki beberapa kelemahan. Di antaranya adalah terbatasnya suhu air yang bisa dipakai pada mesin ini. Smart 7 hanya bisa berfungsi jika suhu air di dalam tangki penyimpanan sebesar 65 derajat Celsius. Artinya, setelah menyeduh kopi, alat tak bisa langsung kembali digunakan menyeduh kopi karena air sudah terlalu panas. Untuk menyiasatinya, pengguna bisa memilih opsi "Drain" atau mengosongkan tangki sambil mencucui saringan kertas untuk penyeduhan selanjutnya. Atau pengguna menambahkan air dingin untuk menurunkan suhu air yang tersisa di tangki.

Hal itu membuat Hario Smart 7 tak bisa dipakai dalam jangka waktu pendek. Apalagi, untuk memanaskan air dari suhu 65°celsius hingga 90-92°celsius, Smart 7 memerlukan waktu hingga 3 menit lebih. Jika dirata-ratakan dan dihitung dengan seluruh proses penyeduhan kopi, maka diperlukan waktu sekitar 7-10 menit untuk menyiapkan kopi. Tentu lebih lama ketimbang menyeduh dengan cara manual sepenuhnya.

Mesin kopi semi-otomatis Hario Smart 7. TEMPO/Praga Utama

Kekurangan lain adalah belum lengkapnya informasi mengenai alat ini. Bahkan buku petunjuk yang tersedia dalam kemasan Hario Smart 7 masih memakai bahasa Korea. Di internet, belum banyak barista atau penikmat kopi yang mengulas alat ini. Untungnya, operasi antarmuka alat ini cukup intutitif dan mudah dipahami oleh pemula sekalipun.

Dengan harga sebesar Rp 12,8 juta, Hario Smart 7 memang bukan alat seduh kopi untuk semua kalangan. Namun bagi Anda penikmat kopi yang menyukai teknologi canggih, keberadaan alat ini di meja rumah, apartemen, atau kantor Anda tentu akan menambah gaya. Desainnya yang ramping dan minimalistis bisa mempercantik dekorasi ruangan Anda. Kecanggihannya dan “jaminan enak” hasil seduhannya pun bisa membuat kolega Anda berdecak kagum.

Bagi para pengusaha kafe maupun roastery, keberadaan alat ini tentu akan membantu pekerjaan barista, terutama saat jam sibuk. Etwin Sains Putra, barista Toffin Indonesia, mengatakan beberapa kafe di Jakarta maupun Makassar sudah mencoba memakai Smart 7 dan mengakui cukup terbantu. "Kecanggihan alat juga jadi atraksi tersendiri di kafe, pengunjung banyak yang penasaran dengan alat ini."

Simak artikel menarik lainnya tentang Hario Smart 7, mesin pembuat kopi otomatis nan canggih, hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Praga Utama

Praga Utama

Bergabung dengan Tempo sejak 2011 sebagai periset foto dan beralih menjadi reporter pada 2012. Berpengalaman meliput isu ekonomi, otomotif, dan gaya hidup. Peraih penghargaan penulis terbaik Kementerian Pariwisata 2016 dan pemenang lomba karya tulis disabilitas Lembaga Pers Dr Soetomo 2021. Sejak 2021 menjadi editor rubrik Ekonomi Bisnis Koran Tempo.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus