Sasaran Penyadap

Cara kerja hotspot sebenarnya sama dengan cara kerja akses Internet wi-fi lain. Data Internet sama-sama disalurkan melalui gelombang radio frekuensi 2,4 gigahertz. Jadi, tak perlu kabel.

Penyedia hotspot biasanya menyediakan pemancar gelombang ini, yang biasa disebut access point. Radiusnya bisa puluhan hingga ratusan meter, tergantung tipenya. Di kafe-kafe, access point biasanya dipasang tersembunyi.

Kecepatan transfer data dari access point ke sebuah laptop beragam, rata-rata 11 megabytes per detik hingga 22 megabytes per detik. Laptop yang bisa memakai akses wi-fi harus dilengkapi kartu wireless LAN (local area network) (harganya Rp 350 ribu-Rp 500 ribu). Pemakai notebook seri teranyar, yang memakai prosesor Intel Centrino, tak perlu membeli kartu wireless LAN karena biasanya sudah terpasang sejak dari pabrik. Sedangkan pemakai PDA harus membeli kartu wireless LAN berbentuk compact flash.

Dengan wi-fi, pengunjung memang bisa ngebut di dunia cyber. TEMPO pernah menjajal di gerai Starbucks di Wisma 46 Kota BNI, Jakarta Selatan. Halaman web bisa dibalik-balik sebelum lezatnya rasa kopi hilang dari lidah. Masalahnya cuma satu: akses ini tak aman untuk transaksi seperti belanja online, atau Internet banking.

"Akses hotspot itu sering tak aman. Jangan coba-coba," kata Onno. Agar tak ribet, penyelenggara hotspot memang sering tak memasang pengaman seperti wired equivalent privacy (WEP), sehingga data yang tidak terinskripsi ini mudah disadap. Bahkan hacker pemula bisa melakukannya dengan berbagai software penyadap yang banyak tersedia di Internet, seperti tcpdump, snort, dan network stumbler.

Sekali tersadap, pengintip yang juga bermodalkan laptop berkemampuan wi-fi bukan cuma bisa tahu situs-situs apa yang kita akses, nomor kartu kredit yang kita masukkan, bahkan bisa masuk ke folder yang di-share di hard disk kita.

BS