Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Senat Amerika Usulkan UU yang Bisa Memenjarakan Pengguna DeepSeek dari Cina 20 Tahun

Pakar keamanan di Amerika memperingatkan bahwa DeepSeek bisa menjadi ancaman lebih besar dibanding aplikasi asal Cina lainnya seperti TikTok.

9 Februari 2025 | 17.35 WIB

Ilustrasi deepseek. Reuters/Dado Ruvic
Perbesar
Ilustrasi deepseek. Reuters/Dado Ruvic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dikabarkan tengah mempertimbangkan undang-undang baru yang dapat menjatuhkan hukuman berat bagi pengguna aplikasi kecerdasan buatan (AI) asal Cina, DeepSeek. Rancangan Undang-Undang (RUU) yang diajukan oleh Senator Partai Republik Josh Hawley bertujuan untuk melarang warga AS dalam membantu pengembangan teknologi AI di Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

RUU bertajuk Decoupling America's Artificial Intelligence Capabilities from China Act of 2025 ini juga melarang impor teknologi atau kekayaan intelektual yang dikembangkan di Cina, investasi di perusahaan AI Cina, dan kolaborasi teknologi pembelajaran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Jika disahkan, menurut laporan The Register, pelanggar aturan ini dapat dijatuhi hukuman penjara hingga 20 tahun. Individu yang terbukti melanggar dapat dikenai denda maksimal US$ 1 juta atau sekitar Rp 16 miliar, sementara perusahaan bisa menghadapi denda hingga US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun.

Meskipun tidak menyebutkan DeepSeek secara eksplisit, usulan ini muncul setelah aplikasi  tersebut menjadi chatbot AI paling populer di AS, yang menyebabkan penurunan nilai saham perusahaan teknologi Amerika. Popularitas DeepSeek menimbulkan kekhawatiran keamanan, privasi, dan etika, terutama karena chatbot ini tidak menjawab pertanyaan tentang isu-isu sensitif bagi Partai Komunis Cina.

Presiden AS Donald Trump menanggapi tren ini dengan menyebut DeepSeek sebagai ‘wake-up call’ bagi industri teknologi Amerika. Sementara itu, Gedung Putih tengah mengevaluasi dampaknya terhadap keamanan nasional.

Beberapa lembaga pemerintah AS juga telah mengambil tindakan pencegahan. Angkatan Laut AS melarang personelnya menggunakan DeepSeek untuk keperluan pekerjaan maupun pribadi. NASA juga melarang teknologi ini di perangkat dan jaringan milik pemerintah. Sejumlah negara bagian, termasuk Texas, mempertimbangkan larangan terhadap aplikasi tersebut.

“Texas tidak akan membiarkan Partai Komunis Cina menyusup ke infrastruktur penting negara bagian kami melalui aplikasi AI dan media sosial yang mengumpulkan data,” kata Gubernur Texas Greg Abbott, dikutip Ahad, 9 Februari 2025. 

Pakar keamanan di Amerika memperingatkan bahwa DeepSeek bisa menjadi ancaman lebih besar dibanding aplikasi asal Cina lainnya seperti TikTok karena datanya disimpan di server di Cina. DeepSeek dianggap mewakili risiko nyata bagi setiap perusahaan yang menghargai privasi data, keamanan, dan transparansi.

“Seperti yang dinyatakan dalam kebijakan privasi mereka sendiri, DeepSeek adalah layanan cloud bersama yang dijalankan di Cina dengan data yang disimpan di Cina, yang berpotensi menimbulkan risiko yang tidak diketahui terhadap privasi data, kepatuhan, dan kontrol keamanan,” tutur Bill Conner, CEO perusahaan otomasi Jitterbit dan mantan penasihat keamanan pemerintah AS. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus