Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Spill, Si Aplikasi Tandingan Twitter

Usai resmi dipecat Elon Musk, dua punggawa Twitte kini merancang aplikasi Spill. Platform tandingan Twitter itu rencananya dirilis pada bulan depan.

25 Desember 2022 | 04.00 WIB

Ilustrasi Twitter. qz.com
Perbesar
Ilustrasi Twitter. qz.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Alphonzo Phonz Terrell dan DeVaris Brown, dua mantan karyawan Twitter korban Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK Elon Musk bikin aplikasi tandingan. Mereka dikabarkan tengah merancang platform media sosial mirip seperti Twitter bernama “Spill”. Rencananya, aplikasi tersebut dirilis pada Januari 2023 mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Spill-app.com, nama Spill diambil dari istilah “Spill the Tea” yang sedang ngetren di media sosial. Alias, kata Spill kerap digunakan warganet untuk membeberkan rahasia atau ingin sekadar mencurahkan isi hati secara jujur. “Spill menyediakan wadah untuk obrolan nyata,” demikian tulis Spill dalam laman resminya, Spill-app.com. 

Untuk Semua Orang

Berbeda dengan aplikasi berlogo burung, Spill juga akan membayar para kreator untuk setiap konten yang viral melalui sistem pembayaran otomatis. Ini bakal menjadi daya tarik Spill untuk menggaet pengguna. Lebih-lebih, Spill bertekad menjadikan platformnya lebih inklusif dan positif. 

"Spill adalah untuk semua orang, kami melayani penggerak budaya yang sering membuat tren baru, namun secara rutin diabaikan dan di bawah kompensasi," ungkap Terrell dalam cuitan di Twitter pribadinya
@Phonz pada 16 Desember 2022.

Baca : Pemilik Akun Twitter Kini Bisa Lihat Jumlah Penayangan Tweet Seperti di Youtube, Caranya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam sesi wawancaranya bersama TechCrunch, Terrell mengaku ide pembuatan Spill ini berawal dari kedekatannya dengan Brown yang sama-sama karyawan Twitter berkulit hitam. Kini, keduanya saling bekerja sama untuk membuat platform khusus untuk menyoroti kontribusi budaya hingga menyuarakan pesan inklusif untuk kulit hitam di media sosial. 

"Bahkan sebelum saya meninggalkan Twitter, selama beberapa bulan terakhir, saya kerap berbicara dengan para kreator kulit hitam, pencipta Black queer, dan berkonsultasi dengan sejumlah aktivis berpengaruh di luar Amerika Serikat,” kata Terrell dikutip dari TechCrunch

Sebelumnya, Terrell menjabat sebagai Global Head of Social and Editorial di Twitter selama tiga tahun. Ia adalah satu dari sekian ribu karyawan yang di-PHK Elon Musk. Sedangkan Brown merupakan Product Manager Lead di Twitter yang fokus menggarap machine learning. Namun, Brown meninggalkan Twitter pada 2020 karena mendirikan startup Meroxa.  

HARIS SETYAWAN
Baca juga : Jajak Pendapat: 57,5 Persen Warganet Ingin Elon Musk keluar dari Twitter

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus