Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Microsoft dan Telkom University baru saja menyelesaikan rangkaian kompetisi hackathon AI for Accessibility (AI4A). Sebanyak 26 tim yang terdiri dari mahasiswa Telkom University lintas jurusan berpartisipasi untuk memecahkan tantangan dunia nyata yang dihadapi penyandang disabilitas–mulai dari kehidupan sehari-hari, pekerjaan, hingga komunikasi–dengan bantuan teknologi AI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasilnya, tim Katakan AI keluar sebagai pemenang dan berhak memperoleh hadiah berupa kredit Azure, dukungan dari pakar teknis Microsoft, serta pendampingan berkelanjutan untuk mengembangkan ide mereka di Microsoft Azure.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ada lebih dari 1 miliar penyandang disabilitas di dunia, dengan sekitar 650 juta di antaranya berada di Asia. Banyak dari mereka membutuhkan teknologi bantu, tetapi hanya 1 dari 10 memiliki akses terhadap produk yang mereka butuhkan. Itulah sebabnya, kami sangat bersemangat mengadakan acara hackathon AI for Accessibility, bekerja sama dengan Telkom University," ujar Krishna Worotikan, Chief Financial Officer dan Diversity & Inclusion Lead Microsoft Indonesia, 22 Juni 2023
"Ada begitu banyak ide segar yang muncul untuk dimatangkan dan ditindaklanjuti, sehingga kita akan selangkah lebih dekat dalam mewujudkan dunia yang lebih inklusif, khususnya bagi teman disabilitas,” tambahnya.
Katakan AI adalah ide yang digagas oleh lima orang mahasiswa Telkom University untuk membantu teman tuli berkomunikasi secara seamless dengan teman dengar di ruang pertemuan virtual. Ide tersebut didesain dalam dua bentuk arsitektur. Pertama, sebagai platform desktop dan mobile ‘Katakan AI’ yang berdiri sendiri. Kedua, sebagai extension di platform penyedia layanan konferensi.
Total terdapat empat fitur utama yang hendak dikembangkan dalam Katakan AI, yaitu voice to text (bahasa Indonesia), penerjemah bahasa isyarat (gerakan tangan), chatbot untuk menemukan kosakata yang tidak dikenal, dan caption dan subtitle media otomatis.
Senada dengan Krishna, Z.K. Abdurahman Baizal, Dekan Fakultas Informatika Telkom University mengatakan sangat bangga dengan kreativitas mahasiswa. "Mereka mampu hadir dengan sudut pandang baru untuk membantu penyandang disabilitas," ujarnya.
Di Indonesia, data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 menunjukkan bahwa terdapat 22,5 juta penyandang disabilitas. Angka ini setara dengan kurang lebih 5 persen dari total penduduk. "Kami percaya, adanya inovasi yang lahir dari acara seperti hackathon AI4A, dapat menjadi pendorong yang baik untuk mewujudkan dunia yang inklusif bagi semua,” ujar Baizal.
Selain Katakan AI yang keluar sebagai pemenang utama, sejumlah ide lain juga mendapatkan penghargaan khusus. Misalnya, ide tongkat bantu jalan pintar bagi penyandang tunanetra, aplikasi tata rias berbasis AI yang dapat membantu penyandang disabilitas penglihatan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian mereka saat merias diri, dan lain sebagainya.
Ni Komang Ayu Suriani, Founder & CEO Difalink yang ikut mendukung kesuksesan program ini dengan menjadi salah satu mitra mengatakan salut dengan ide-ide yang diberikan. "Beberapa ide inovatif, dan kami berharap bisa direalisasikan ke depannya untuk membantu semakin banyak rekan disabilitas. Kami percaya ide-ide tersebut dapat menjadi awal yang baik untuk mendukung inklusivitas di Indonesia, khususnya untuk penyandang disabilitas," ujarnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.