Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Wawancara tempo dengan ketua boi muangthai tentang kiat keberhasilan menarik investor asing,upaya jepang mencari lokasi investasi,politik investasi muangthai,peran boi (board of investment), dan seterusnya.

14 Juli 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAMPAI sekarang, belum banyak pengusaha besar di Indonesia yang tergiur untuk menanamkan modalnya di negeri Ratu Sirikit. Menurut data yang ada pada Board of Investment (BOI) -- BKPM -- Muangthai, sampai akhir tahun 1988, modal Indonesia yang sudah masuk ke negeri itu cuma sekitar US$ 95 juta atau "1,1% dari seluruh modal asing," kata Ketua BOI Muangthai, Chira Panupong, dalam suatu wawancara khusus dengan wartawan TEMPO di Bangkok, Yuli Ismartono. Adakah modal dari Indonesia di Muangthai yang tak masuk melalui BOI? "Mungkin ada yang lain yang kami tak ketahui," jawab Panupong, tanpa merinci lebih jauh. Tapi yang pasti, negeri yang disebut-sebut sebagai calon kuat untuk tampil sebagai "macan Asia" itu, di samping keempat NIC's (negeri industri baru) -- Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, dan Singapura -- telah berhasil menarik investor Jepang, jauh lebih besar dibandingkan dengan negeri ASEAN yang lain. Apa kiatnya? Ada kombinasi dari beberapa faktor, terutama timing. Tiga tahun lalu, nilai yen dan harga di Jepang naik. Keadaan tersebut telah mendorong perusahaan di sana untuk mencari lokasi baru. Dan keadaan ekonomi di Muangthai saat itu memang luar biasa. Pertumbuhan ekonomi naik secara teratur. Waktu itu pula, pemerintah berusaha merampingkan segala prosedur menyangkut penanaman modal asing. Apakah upaya Jepang untuk mencari lokasi baru juga terjadi di negeri Asia lain, misalnya di NIC's? Tak sebanyak di Muangthai. Tempat lain dianggap kurang menarik oleh Jepang. Harga-harga di Korea dan Taiwan, misalnya, naik terus. Hong Kong, yang tak menentu nasibnya setelah 1987, juga kurang cocok. Filipina mereka anggap tak aman. Singapura dan Malaysia saat itu mengalami pertumbuhan ekonomi negatif. Dan untuk merentang investasi mereka ke Indonesia, tampaknya tak mudah ketika itu. Maka, pilihan terbaik bagi Jepang adalah Muangthai, yang punya kurs penukaran valuta asing sangat menguntungkan. Pemerintah Anda melihat ini sebagai kesempatan emas. Betul. Kesempatan baik ini tak kami sia-siakan. Usaha dan dana yang dikeluarkan untuk mempromosikan Muangthai sebagai lokasi yang paling cocok tidak sedikit. Pemerintah telah mengutus berbagai misi tingkat tinggi. Alhasil, suasana baik itu dan semua upaya yang kami lakukan telah menimbulkan kesan positif. Apakah struktur ekonomi Muangthai sudah seimbang, untuk menampung arus modal asing dari Jepang? Boleh dibilang, sudah. Sektor pertanian kami kuat, sektor pelayanan memadai sedangkan pasar ekspor juga baik. Kami tak tergantung pada satu komoditi maupun satu pasar. Jadi, dari segi ekonomi, juga politik, calon investor menilai Muangthai cukup stabil. Dan sekali pengusaha asing masuk ke Muangthai, urusan selanjutnya jadi mudah. Ibaratnya, untung sejuta jauh lebih sulit diperoleh dari 100 juta selanjutnya. Ha... ha... ha. Ada lagi keuntungan lain bagi orang Jepang? Ya, bagi orang Jepang, juga dari Korea dan Taiwan, latar belakang budaya dan agama orang Thai makin memudahkan gerak-gerik mereka. Kami sama-sama penganut Buddha. Orang Thai menyambut para penanam modal itu dengan tangan terbuka. Apakah, boleh dibilang, politik investasi Muangthai sudah jauh lebih bebas dari rekan-rekannya di ASEAN? Dibandingkan dengan negeri ASEAN yang lain, saya kira kami memang paling liberal dalam beleid penanaman modal asing. Maksud saya, sistem investasi kami, barangkali, lebih luwes dan sederhana. Contohnya? Tak banyak syarat yang diperlukan untuk membuka bisnis dengan Muangthai. Pertama, calon investor bisa masuk bebas tanpa izin. Mereka tak diharuskan mendaftarkan perusahaannya pada pemerintah atau pada BOI. Mereka datang pada kami cuma kalau perlu bantuan khusus. Misalnya, jika ingin memanfaatkan keringanan pajak yang ditawarkan oleh pemerintah. Tugas kami memang untuk menyediakan pelayanan bagi penanam modal. Termasuk untuk mencarikan mitra setempat buat mereka. Pendek kata, tidak ada larangan berbisnis dalam bidang apa pun, kecuali dalam beberapa bidang yang diangggap strategis. Adakah peran penting lain dari BOI, selain memberi pelayanan pada calon investor asing? Badan yang saya pimpin ini aktif terlibat dalam suatu panitia yang menentukan sekalannya bisnis di Muangthai. Yakni, Panitia Konsultatif Bersama Sektor Swasta Pemerintah. Anggota lain dari Panitia tersebut adalah dari Bank Sentral, NESDB (semacam Bappenas-nya Muangthai -- Red.), dan beberapa menteri. Kami bertemu sekali sebulan untuk membicarakan soal pajak, bea-cukai, dan peraturan-peraturan yang relevan. Kalau begitu, kekuasaan BOI cukup besar, ya. Kurang lebih begitu. Kami punya wewenang untuk menyetujui proyek-proyek. Jadi, sebenarnya, penanam modal tak perlu lagi masuk lewat pintu lain, kalau ingin membuka bisnis di Muangthai. Apa keuntungan jangka panjang dari beleid ekonomi yang, boleh dibilang, amat liberal ini? Pertumbuhan ekonomi Muangthai yang semakin pesat. Muangthai menjadi pusat regional industri komoditi ekspor. Tujuan utama memang untuk membuka lapangan kerja, yang akibatnya akan menciptakan industri-industri pendukung. Misalnya, industri suku cadang untuk pabrik-pabrik yang sudah ada. Spillover effect (akibat berantai -- Red.) tersebut, antara lain terjadi di bidang industri perakitan mobil dan elektronika. Apakah perusahaan dalam negeri kecipratan untung akibat serbuan modal asing? Saya kira demikian. Upaya untuk memajukan industri dalam negeri, kami dorong terus. Caranya, antara lain, menganjurkan agar lebih banyak industri domestik untuk bergabung dengan perusahaan asing yang besar. Dengan begitu, kami bisa lebih cepat meraih alih teknologi, dan melatih keterampilan serta keahlian orang Thai. Bahkan, kadang-kadang, itu merupakan syarat penting. Terutama untuk industri pertanian dan petro-kimia. Apakah masuknya industri dari luar secara besar-besaran tak merusak lingkungan, yang kini lagi ramai dibicarakan? Kami memang khawatir tentang pengelolaan sumber-sumber alam. Masalahnya adalah, bagaimana membatasi penggunaan hutan, tanah, dan air. Kami rasa para petani perlu diberi tahu lebih banyak tentang soal ini. Soal prasarana, kabarnya, juga kurang untuk bisa menampung arus modal asing. Ya, kami memang harus memperbaiki berbagai sarana untuk bisa menampung perkembangan yang pesat, untuk mengatasi kemacetan dan kekurangan lain yang memang masih banyak. Misalnya dalam hal listrik dan telekomunikasi. Ada kecenderungan penanaman modal asing cuma di sekitar kota-kota besar. Kami ingin meningkatkan perkembangan industri di daerah. Kami telah berhasil membangun kawasan Eastern Seaboard. Kini, kami tengah membangun Southern Seaboard. Di daerah selatan, akan dibuat pusat industri untuk memproses perikanan dan pengilangan minyak. Proyek pengilangan minyak yang kedua di Muangthai akan selesai tahun 1992, sedangkan yang ketiga baru direncanakan. Bagaimana posisi debt service ratio Muangthai? Cukup baik. Sampai sekarang, neraca pembayaran kami masih senilai 6 bulan impor. Itu, terutama, disebabkan beleid industri kami juga makin berpaling untuk pasar luar negeri. Sektor ini naik 25% selama 3 tahun silam, dan sektor jasa 40%. Jadi, Anda yakin tingkat pertumbuhan akan tetap tinggi seperti tahun lalu. Itu ramalan para pakar ekonomi. Menurut mereka, untuk tahun ini, pertumbuhan ekonomi Muangthai akan bisa mencapai 9,5% ke atas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus