Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUA puluh dua mobil bekas berbagai merek berderet rapi di pelataran Gading Auto Centre, Jakarta Utara. Kendaraan seken itu dipajang PT Alto Lelang untuk dijual ke konsumen atau pedagang. Sabtu pekan lalu, Mulyadi, 51 tahun, dan Kabul, 42 tahun, pengumpul mobil seken, sudah berada di sana mengikuti lelang.
Setelah mengecek beberapa mobil, perhatian mereka tertuju pada Suzuki APV Arena keluaran 2008. Dari balik kaca depan tertempel kertas penunjuk harga dasar Rp 72 juta. Pemenang lelang yang beruntung bisa membeli mobil ini seharga Rp 85 juta. "Di showroom, APV Arena bekas masih seratus jutaan," tutur Mulyadi kepada Tempo. Pedagang bisa untung sekitar Rp 15 juta bila bisa menjual kembali APV Arena itu ke konsumen akhir.
Besarnya selisih harga itulah yang dikejar Mulyadi dan Kabul. Dalam dua bulan terakhir, menjelang Ramadan dan Lebaran, mereka kerap hadir dalam setiap acara pelelangan mobil bekas. Setiap pekan mereka kulakan mobil bekas dari satu balai ke balai lelang lainnya. Tak hanya di Jakarta, para pengumpul mobil bekas seperti mereka bersedia terbang ke Sumatera, Kalimantan, bahkan ke daerah Indonesia timur untuk mengikuti lelang mobil.
Mereka kerap juga membeli mobil bekas dari pelelangan di Jakarta tapi kendaraan yang dijual masih berada di luar Pulau Jawa. Akhir bulan lalu, misalnya, Mulyadi ikut lelang mobil bekas Balai Lelang Serasi, Jakarta. Mulyadi memborong 50 mobil bekas. Sebagian mobil yang dibeli masih ada di Kendari, Sulawesi Tenggara. "Saya beli cuma melihat foto dan spesifikasi," ujarnya.
Mulyadi tak khawatir bakal tekor. Dengan selisih harga Rp 5-15 juta dibanding harga di ruang pamer atau dealer, banyak konsumen meminta bantuannya mencari kendaraan seken. Tingginya minat konsumen membeli mobil bekas ini pula yang membuat Balai Lelang Serasi ingin berfokus pada bisnis lelang mobil. Selama ini, kontribusi lelang mobil hanya 30 persen dari total bisnis balai lelang yang berdiri lima tahun lalu itu.
Menjelang Lebaran tahun ini, permintaan mobil bekas meningkat tajam. Bulan lalu, Balai lelang Serasi mampu menjual 547 unit mobil bekas dalam sekali lelang dari 600 unit yang ditawarkan. "Biasanya cuma tiga ratusan mobil sebulan," kata Jeffry Novalianus, petugas lelang Serasi.
WTC Mangga Dua, tempat mangkal 532 penjual mobil bekas memamerkan dagangannya, juga kebanjiran permintaan sejak Juni lalu. Tercatat 2.800 unit mobil bekas yang terjual. Meski pada Juli penjualan turun menjadi 2.600 unit, hasil ini masih di atas rata-rata penjualan sebulan sebanyak 2.000 unit. Pembelinya sebagian besar pedagang dari luar Jakarta, bahkan dari luar Jawa. Mereka sengaja memborong mobil bekas jauh-jauh hari untuk mengantisipasi peningkatan harga menjelang Hari Raya.
Nikmat menjual mobil seken juga dirasakan salah satu pemain besar seperti Mobil88. Anak perusahaan PT Astra International Tbk. ini sudah bisa menjual 9.866 unit mobil bekas selama delapan bulan terakhir, naik 23 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 7.991 unit. General Manager Mobil88 Leovan Widjaja yakin sekali target penjualan 16 ribu unit mobil bekas pada tahun ini bakal tercapai. Tahun lalu, kata dia, Mobil88 berhasil menjual 12 ribu unit mobil bekas.
Mudahnya fasilitas kredit atau pembiayaan juga memicu permintaan mobil bekas. Apalagi bunga yang ditawarkan bank atau perusahaan pembiayaan (leasing) relatif rendah. Dulu tingkat bunga kredit mobil bekas 10-13 persen setahun. Sekarang hanya 7-10 persen setahun. PT BCA Finance, misalnya. Anak usaha PT Bank BCA Tbk. itu menawarkan tingkat bunga kredit mobil bekas hanya 7 persen atau berbeda 3 persen dengan kredit mobil baru.
Strategi bunga rendah ini terbukti ampuh mendongrak pembiayaan. Hingga Juli lalu, BCA Finance telah menggelontorkan pembiayaan 75 ribu unit mobil senilai Rp 10,5 triliun, separuh lebih dari target pembiayaan tahun ini. Sebanyak 30 persen dikucurkan untuk pembelian mobil bekas. "Trennya akan makin meningkat," kata Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim di Jakarta pekan lalu.
Agoeng Wijaya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo