Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

10 Negara Pernah Terapkan Redenominasi Mata Uang Besar-besaran, Berhasil atau Gagal?

Inflasi membuat beberapa negara harus mengadopsi kebijakan khusus, salah satunya redenominasi. Setidaknya 10 negara lakukan redenominasi besar-besaran

14 Desember 2024 | 09.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Redenominasi adalah proses mengubah nilai nominal suatu mata uang tanpa mempengaruhi nilai tukarnya atau daya beli uang tersebut. Proses ini biasanya dilakukan untuk menyederhanakan transaksi ketika negara mengalami hiperinflasi atau krisis ekonomi yang membuat mata uang lokal mengalami penurunan nilai yang drastis.

Melalui redenominasi, negara dapat menghapus sejumlah angka nol pada mata uang untuk mempermudah kegiatan ekonomi. Berikut adalah beberapa contoh negara yang melakukan redenominasi terbesar dalam sejarah menurut id.investing.com

1. Hungaria (1946)

Pada 1946, Hungaria melakukan redenominasi terbesar dalam sejarah dunia dengan mengganti mata uang pengo menjadi forint. Inflasi ekstrem akibat Perang Dunia II menyebabkan harga barang melonjak dengan cepat, memaksa Hungaria untuk menghapus 400 oktiliun pengo yang setara dengan 1 forint. Uang kertas bernilai 20 oktiliun pengo menjadi sangat umum beredar pada saat itu.

2. Zimbabwe (2009)

Zimbabwe mengalami salah satu hiperinflasi terburuk dalam sejarah modern pada tahun 2009. Mata uang Zimbabwe, dolar Zimbabwe, terdevaluasi begitu parah sehingga satu dolar ke-4 setara dengan 10 septiliun dolar Zimbabwe pertama. Selama periode ini, pemerintah Zimbabwe melakukan serangkaian redenominasi, dan akhirnya mendemonetisasi dolar Zimbabwe, menggantikannya dengan mata uang asing seperti dolar AS, euro, dan yuan China.

3. Jerman (1923)

Setelah Perang Dunia I, Jerman menghadapi inflasi yang sangat tinggi, yang diperburuk oleh kewajiban ganti rugi perang yang besar. Pada 1923, pemerintah mengganti mata uang Papiermark dengan Rentenmark setelah inflasi mencapai tingkat 29.500 persen. Pecahan tertinggi Papiermark yang beredar mencapai 100 triliun mark, dan 1 triliun mark digantikan dengan 1 Rentenmark untuk menstabilkan perekonomian.

4. Yunani (1944)

Yunani menghadapi hiperinflasi yang parah pada tahun 1944, akibat penjajahan Jerman selama Perang Dunia II. Pada puncak inflasi, yang mencapai 3×1010 persen, negara ini mengganti 50 miliar drachma dengan satu unit mata uang baru dengan rasio 50.000.000.000:1 untuk mempermudah transaksi dan stabilisasi ekonomi.

5. Yugoslavia (1994)

Yugoslavia mengalami hiperinflasi selama perang saudara antara 1992 dan 1994. Mata uang dinar mengalami empat kali redenominasi selama periode ini, dengan satu dinar baru yang setara dengan satu miliar dinar lama pada tahun 1994. Ini menjadikannya salah satu mata uang dengan umur terpendek dalam sejarah.

6. Nikaragua (1991)

Nikaragua juga melakukan redenominasi pada 1991 akibat inflasi parah yang disebabkan oleh perang saudara dan defisit anggaran. Mata uang lama, cordoba, digantikan dengan unit baru yang lebih sederhana untuk mempermudah transaksi ekonomi.

7. Republik Zaire (Kongo) (1993)

Zaire melakukan redenominasi pada 1993 setelah mengalami penurunan nilai mata uang yang drastis. Mata uang lama, zaire, diganti dengan Nouveau Zaire, di mana 3 juta zaire lama setara dengan satu Nouveau Zaire. Namun, inflasi terus berlanjut, dan pada tahun 1997, pemerintah mengganti mata uang lagi menjadi franc Kongo.

8. Bolivia (1987)

Bolivia melakukan redenominasi besar-besaran pada 1987, mengubah peso boliviano menjadi boliviano baru dengan rasio 1 juta:1 setelah inflasi yang tinggi. Pada puncak inflasi pada tahun 1985, satu dolar AS setara dengan satu juta peso boliviano. Redenominasi ini membantu menstabilkan ekonomi dan mengurangi inflasi pada awal 1990-an.

9 Peru (1991)

"Pada akhir 1980-an, Peru menghadapi inflasi yang sangat tinggi akibat kebijakan moneter yang tidak efektif. Pada tahun 1991, pemerintah Peru mengganti sol lama dengan sol nuevo, dengan rasio 1 juta:1. Langkah ini membantu menurunkan inflasi dan menciptakan stabilitas ekonomi yang lebih baik.

10. China (1949)

Republik Tiongkok juga mengalami redenominasi pada 1949 setelah menghadapi hiperinflasi akibat perang saudara dan Perang Tiongkok-Jepang. Yuan lama digantikan dengan yuan emas dengan rasio 3 juta yuan lama setara dengan 1 yuan emas. Meskipun upaya stabilisasi dilakukan, inflasi tetap tinggi, dan yuan emas akhirnya terdevaluasi.

Melynda Dwi Puspita berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: 59 Tahun Lalu Indonesia Lakukan Redenominasi Rupiah dari Rp 1.000 Jadi Rp 1

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus