Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Head of Wholesale & Commercial Banking PT Bank BTPN Tbk. Nathan Christianto mengatakan perseroan sepanjang tahun 2021 telah menyalurkan Rp 12 triliun untuk pembiayaan hijau atau green financing. Angka tersebut meningkatan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 9,8 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Posisi 31 des 2021 jumlah loan sekitar Rp 130-an triliun. Dari angka itu, ekonomi hijau itu sekitar Rp 12 triliun," kata Nathan dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 15 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia juga mengatakan kendala dalam penyaluran pembiayaan hijau yaitu masih kurangnya kesadaean dari pemain bisnis itu, terhadap persyaratan dari green financing.
"Karena itu banyak sekali dan ada banyak sekali ada beberapa versi," ujarnya.
BTPN, kata Nathan, berkomitmen untuk terus mengembangkan pembiayaan berkelanjutan seperti pembiayaan proyek pembangkit listrik ramah lingkungan, perkebunan berkelanjutan, kendaraan ramah lingkungan dan proyek lainnya.
BTPN juga menerapkan keuangan berkelanjutan dalam bisnis dengan tiga cara, yaitu pembiayaan ramah lingkungan, pendanaan ramah lingkungan dan operasi ramah lingkungan. Untuk green financing, Bank BTPN mengucurkan kredit ke sektor-sektor yang sejalan dengan kebijakan atau peraturan OJK, salah satunya korporasi.
Sebagai langkah pemenuhan kebutuhan pembiayaan tersebut, Bank BTPN berkomitmen mengoptimalisasikan pertumbuhan kredit korporasi terlebih kredit korporasi masih memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar dan merupakan segmen penggerak kredit terbesar bagi Bank BTPN.
Dia mengatakan penyaluran kredit korporasi ini juga mengedepankan prinsip Environmental Social Governance (ESG) dan komitmen Bank BTPN terhadap pembiayaan hijau.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.