Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

2024, Bank Permata Cetak Laba Bersih Rp 3,6 Triliun

Bank Permata juga mencatatkan pertumbuhan rasio loan to deposit (LDR) sebesar 83 persen dibanding 2023.

15 Februari 2025 | 19.00 WIB

Ilustrasi PermataBank. Dok PermataBank
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi PermataBank. Dok PermataBank

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Permata Tbk mencetak laba bersih sebesar Rp 3,6 triliun sepanjang 2024 dan pendapatan operasional sebelum provisi (PPOP) yang tumbuh sebesar 4 persen. Pencapaian ini ditopang oleh pengelolaan bisnis yang menerapkan digitalisasi di operasional bank. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli mengatakan sepanjang 2024 ini menjadi momen penting bagi perseroannya, salah satunya mengubah logo Bank Permata. Karena itu, langkah ini juga bisa memposisikan Bank Permata sebagai bank lokal dengan visi regional dan jaringan global. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Momen ini semakin diperkuat dengan kinerja yang positif dan pertumbuhan bank secara prudent sepanjang 2024,” kata Meliza dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu, 15 Februari 2025. 

Bank Permata juga mencatatkan pertumbuhan rasio loan to deposit (LDR) sebesar 83 persen dibanding 2023 sebesar 75 persen. Total aset bank tumbuh sebesar 0,6 persen menjadi Rp259 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.  Dari sisi pendanaan, total simpanan nasabah tercatat sebesar Rp 185 triliun di tahun 2024, dengan rasio CASA di level 55 persen.

Bank Permata juga membukukan rasio Cost-to-Income (CIR) sebesar 50 persen di tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2023 sebesar 52 persen. Kondisi ini didukung oleh disiplin dalam penerapan manajemen biaya secara konsisten disertai adaptasi cara kerja digital yang lebih agile.

Sementara itu, Bank Permata juga telah menyalurkan kredit kepada masyarakat sebesar Rp 155 triliun atau naik 9 persen secara tahunan. Dari jumlah ini, ada kredit yang disalurkan untuk korporasi sebesar Rp 89 triliun atau naik 12 persen diikuti pertumbuhan segmen komersial 6 persen dan konsumer 4 persen secara tahunan. 

Kualitas aset tercatat semakin sehat yang tercermin pada rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR), masing-masing pada level 2,1 persen dan 7,9 persen atau membaik dibandingkan dengan 2,9 persen dan 8,7 persen di periode yang sama tahun lalu.  

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus