Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

5 Tantangan Hidup yang Dihadapi Generasi Z

Generasi Z menghadapi tantangan yang kompleks dan beragam dalam kehidupan mereka.

14 Juni 2024 | 09.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Generasi Z. Foto: Freepik.com/pch.vector

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Generasi Z, atau mereka yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2012-an, merupakan kelompok yang tumbuh dan berkembang dalam era digital yang sudah maju. Mereka hidup di tengah kemajuan teknologi yang pesat, di mana internet, media sosial, dan perangkat digital menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, di balik kemudahan akses informasi dan konektivitas global yang mereka nikmati, Generasi Z juga harus menghadapi berbagai tantangan unik yang secara signifikan mempengaruhi kehidupan mereka.

Tantangan-tantangan ini mencakup aspek-aspek penting seperti kesehatan mental, ketidakpastian ekonomi, dampak perubahan iklim, tuntutan pendidikan dan keterampilan, serta isu-isu identitas dan keberagaman. Semua faktor ini menciptakan lanskap yang kompleks dan sering kali penuh tekanan, menuntut mereka untuk terus beradaptasi dan menemukan cara baru untuk mengatasi dan mengatasinya. Berikut adalah lima tantangan utama yang dihadapi oleh Generasi Z.

1. Masalah Mental

Notifikasi di ponsel, tenggat waktu pekerjaan, dan tanggung jawab keluarga membuat Generasi Z merasa cemas dan stres. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Deloitte pada Maret 2022, hampir 46 persen dari Gen Z mengaku mengalami kecemasan dan stres yang berkaitan dengan pekerjaan. Selain itu, masalah dalam hubungan asmara juga sering menjadi alasan Generasi Z mencari bantuan terapis. Mereka kerap merasa tidak cocok dengan gaya pasangan atau mengalami ketidakcocokan lainnya yang mempengaruhi kualitas hubungan mereka.

2. Perubahan Lanskap Dunia Kerja

Harus diakui bahwa tantangan yang dihadapi oleh Generasi Z sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Permasalahan yang akan dihadapi oleh Generasi Z di masa depan tidak boleh dianggap remeh. Kecerdasan buatan (AI) dan kemajuan pesat digitalisasi terus mengubah mekanisme kerja di hampir semua sektor, termasuk industri manufaktur, perdagangan, dan jasa lainnya.

Perubahan ini membawa berbagai konsekuensi, seperti perubahan lanskap dunia kerja karena perubahan kualifikasi pekerja yang dibutuhkan oleh pasar. Oleh karena itu, menuju bonus demografi dalam satu atau dua dekade mendatang, Indonesia perlu merespons perubahan lanskap dunia kerja tersebut dengan program-program yang adaptif dan berfokus pada pengembangan kompetensi Generasi Z sebagai angkatan kerja masa depan.

3. Tuntutan Pendidikan dan Keterampilan

Perkembangan teknologi yang pesat membuat tuntutan terhadap keterampilan terus berubah. Pendidikan tradisional tidak selalu cukup untuk mempersiapkan Generasi Z menghadapi dunia kerja yang dinamis. Mereka perlu mengembangkan keterampilan baru yang relevan dengan kebutuhan pasar, seperti coding, data analysis, dan kemampuan berpikir kritis. Generasi Z sering mencari pendidikan tambahan melalui kursus online, program pelatihan, dan pengalaman kerja praktis untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja. 

4. Ketidakpastian Ekonomi

Generasi Z menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan. Meskipun mereka tumbuh di era teknologi yang cepat berkembang, mereka juga harus menghadapi resesi ekonomi global dan ketidakpastian pasar kerja. Banyak dari mereka khawatir tentang prospek pekerjaan setelah lulus, utang pendidikan yang meningkat, dan kemampuan untuk mencapai stabilitas keuangan. Kondisi ini menimbulkan kecemasan tentang masa depan finansial mereka dan mendorong mereka untuk mencari jalur karier alternatif atau berinovasi dalam menciptakan peluang kerja sendiri.

5. Ketidakpastian Pekerjaan

Menurut Alyssa Mancao, psikoterapis dari Amerika, banyak Gen Z mengalami stres akibat ketidakpastian terkait karir. "Penghasilan yang diterima sama saja dengan tahun sebelumnya tapi biaya hidup terus naik, membuat tekanan pada Gen Z bertambah berat, tak hanya mendapatkan pekerjaan yang bisa membantu ekonomi tapi juga memberi ketenangan mental dan emosional," jelasnya.

SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | YAYUK WIDIYARTI

Pilihan Editor: Mengapa Banyak Gen Z Menganggur 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus