Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia akan menjadi Presidensi Forum G20 pada 2022. Forum internasional yang digelar di Bali ini akan diikuti oleh 20.988 delegasi dari 20 negara yang menjadi anggota konferensi tingkat tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Buku G20Pedia yang diterbitkan secara resmi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebanyak 429 delegasi akan datang pada KTT G20, 4.581 delegasi datang pada minesterial meetings, dan 1.212 delegasi akan hadir pada deputies atau sherpa meetings.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian 8.330 delegasi akan datang pada working groups meetings serta 6.436 delegasi akan datang pada engagement groups meetings. Meski acara utama G20 digelar di Bali, ada beragam pertemuan para delegasi yang dihelat di berbagai titik di Indonesia.
Selain Bali, G20 akan diselenggarakan di Jakarta, Bogor, Bandung, Sorong, Lombok, Surabaya, Labuan Bajo, Danau Toba, Manado, Malang, dan wilayah lain yang jumlahnya total 19 kota. Pada Forum G20, Indonesia adalah satu-satunya anggota ASEAN yang tergabung.
Indonesia dianggap memiliki peran penting karena menempati peringkat 10 dalam daftar prioritas daya beli atau purchasing power parity di antara anggota G20. Indonesia juga digadang-gadang menjadi kekuatan pasar baru dengan produk domestik bruto di atas US$ 1 triliun.
Pada tahun ini, Presidensi G20 akan membahas isu utama yang meliputi arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital ekonomi.Indonesia akan mengambil peran dalam beberapa inisiatif, seperti Global Expenditure Support Fund atauGESF.
Forum itu membahas dukungan terhadap negara berkembang untuk mengamankan anggaran nasional dalam krisis likuiditas infrastruktur global. Indonesia juga akan berperan dalam forum Connectivity Alliance atau GICA. Forum ini mendukung konektivitas negara-negara melalui kooperasi dan pertukaran pengetahuan.
Selanjutnya, Indonesia akan mengambil peran dalam Inclusive Digital Economy Accelerator atau IDEA HUB. Forum tersebut merupakan wadah berkumpulnya para perusahaan rintisan alias start up unicron di seluruh negara anggota G20 untuk bertukar ide.
Lantas apa saja dampak ekonomi dari Presidensi G20 Indonesia?
1. Kontribusi terhadap PDB
Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa waktu lalu mengatakan perhelatan G20 akan mendorong peningkatan produk domestik bruto hingga US$ 533 juta atay Rp 7,4 triliun.
2. Peningkatan konsumsi
Selain kontribusi terhadap PDB, Kementerian Keuangan mencatat G20 akan meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp 1,7 triliun.
3. Pergerakan wisatawan mancanegara
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan gelaran G20 akan mendorong pergerakan wisatawan mancanegara atau wisman sebesar 1,8 juta hingga 3,6 juta orang. Selain itu, G20 diklaim akan menciptakan lapangan kerja sampai 700 ribu untuk sektor kuliner, fashion, dan kriya.
4. Melibatkan UMKM
Rangkaian G20 akan melibatkan UMKM di banyak sektor. Diproyeksikan pelaku UMKM yang akan terserap dalam perhelatan ini sampai 33 ribu orang.
5. Investasi di sektor UMKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki beberapa waktu lalu mengatakan Presidensi G20 akan mendorong investasi pada sektor UMKM dalam negeri. Saat ini 80 persen investor global berasal dari negara G20.
6. Kepercayaan investor global
Presidensi G20 diklaim akan meningkatkan kepercayaan investor global. Adapaun G20 beranggotakan Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Argentina, Brazil, Inggris, Jerman, Italia, Prancis, Rusia, Afrika Selatan, Arab Saudi, Turki, Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Indonesia, Australia, dan Uni Eropa.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.