Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

68 Pabrik Kelapa Sawit Tutup karena Kesulitan Jual CPO

68 Pabrik Kelapa Sawit yang tutup karena kesulitan menjual Crude Palm Oil (CPO) ketika stok dalam negeri menumpuk.

11 Juli 2022 | 19.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengatakan hingga kini ada 68 Pabrik Kelapa Sawit yang tutup karena kesulitan menjual Crude Palm Oil (CPO) ketika stok dalam negeri menumpuk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Memang saat inj masih sulit jual CPO. Menurut Apkasindo (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) sudah ada 68 PKS yg tutup,” kata Eddy saat dihubungi Tempo, Senin, 11 Juli 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan hal ini disebabkan stok CPO sekarang yang melimpah, di mana hingga Juni tercatat sekitar 6,3 juta ton. Demi menambah umur operasi, perusahaan sawit juga memperlambat waktu panen mereka dan kesulitan menerima Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani swadaya karena stok tangki masih terisi.

Selain itu, eksportir CPO juga kesulitan mencari kapal karena setelah larangan ekspor banyak kapal digunakan untuk mengangkut crude oil dari Rusia. 

“Perusahaan pun sekarang sudah memperlambat rotasi panen agar masih bisa beroperasi, sehingga beberapa masih sulit menerima TBS luar. Sampai kapan? Sampai stok tangki mulai terkuras,” katanya.

Menurutnya, salah satu solusi yang genting adalah memperlancar ekspor dengan melepas sementara persyaratan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Public Obligation (DPO) sampai stok normal.

“Sekarang mesti prioritas memperlancar ekspor, bisa dengan cara melepas dulu persyaratan DMO dan DPO sampai stok CPO mendekati 3-4 juta ton,” paparnya.

Perihal desakan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan agar PKS membeli harga TBS Rp 16.000 per kg, Eddy Martono mengatakan PKS tidak bisa serta-merta membeli TBS sawit petani Rp 1.600 per kilogram karena harga Crude Palm Oil (CPO) sudah rendah. 

Menurutnyq, untuk bisa membeli TBS seharga Rp 1.600 per kilogram minimal harga CPO Rp 8.000 per kilogram. Ini pun, katanya, dengan asumsi rendemen sawit 20 persen.

“Kalau untuk beli TBS Rp 1.600 per kg, harga CPO minimal Rp 8.000 dengan asumsi rendemen 20 persen. Nah sekarang harga CPO di kisaran Rp 6.000-7.000, bagaimana bisa beli TBS dengan harga Rp 1.600?” kata Eddy.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta pelaku usaha membeli TBS minimal Rp 1.600/kg untuk menyelamatkan harga TBS petani sawit. Hal ini ia ungkapkan saat berdialog dengan petani sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Lampung di Desa Merak Batin, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Sabtu kemarin, 9 Juli 2022.

“Kami berdialog dengan petani sawit mengenai apa saja permasalahan yang ada. Kami juga menyampaikan kepada para petani bahwa pelaku usaha telah diminta membeli TBS paling sedikit di harga Rp1.600/kg,” kata Mendag dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 10 Juli 2022.

Zulhas juga mengutarakan pemerintah terus berupaya mendorong percepatan ekspor CPO. Ia berharap percepatan ekspor akan mempercepat tangki CPO segera kosong dan TBS petani kembali diserap.

Baca: Tak Bisa Beli TBS Rp 1.600 Per Kilo, Pengusaha Sawit: Harga CPO Sudah Rendah

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus