Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan delapan pengusaha di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis, 6 Maret 2025. Dalam pertemuan tersebut, dibahas sejumlah isu strategis yang menjadi fokus utama pemerintahan, termasuk program makan bergizi gratis serta pengelolaan investasi melalui Badan Pengelola Investasi Danantara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dalam suasana diskusi yang hangat, Presiden Prabowo memberikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh para pengusaha terhadap berbagai kebijakan dan program pemerintah, terutama yang menyangkut kepentingan dan kesejahteraan rakyat,” tulis @sekretariat.kabinet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedelapan pengusaha yang hadir dalam pertemuan itu berasal dari berbagai sektor industri dan memiliki pengaruh besar di bidangnya masing-masing. Berikut sekilas profil mereka beserta bisnis yang mereka jalankan.
1. Anthony Salim (Salim Group)
Anthony Salim adalah pimpinan Salim Group, salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia yang memiliki bisnis di berbagai sektor, termasuk makanan dan minuman, agribisnis, telekomunikasi, properti, serta infrastruktur. Salah satu perusahaan andalannya, Indofood, dikenal sebagai produsen mie instan terbesar di dunia.
2. Sugianto Kusuma alias Aguan (Agung Sedayu Group)
Dikenal sebagai taipan properti, Aguan melalui Agung Sedayu Group telah membangun berbagai proyek properti skala besar, termasuk pusat perbelanjaan, perumahan elite, dan kawasan bisnis di berbagai kota besar di Indonesia.
3. Prajogo Pangestu (PT Barito Pacific Tbk.)
Pengusaha di sektor petrokimia dan energi, Prajogo Pangestu mengelola PT Barito Pacific Tbk., sebuah perusahaan yang awalnya bergerak di sektor kehutanan sebelum berkembang menjadi salah satu pemain utama di industri energi dan petrokimia.
4. Garibaldi ‘Boy’ Thohir (PT Adaro Energy Indonesia Tbk.)
Boy Thohir adalah pemimpin PT Adaro Energy Indonesia Tbk., sebuah perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia yang juga mulai berinvestasi dalam sektor energi terbarukan sebagai bagian dari diversifikasi bisnisnya.
5. Franky Widjaja (Sinar Mas Group)
Franky Widjaja merupakan salah satu pemimpin Sinar Mas Group, sebuah konglomerasi bisnis yang memiliki portofolio luas di sektor perkebunan, properti, jasa keuangan, pulp dan kertas, serta energi. Sinar Mas dikenal sebagai salah satu pelaku utama dalam industri kelapa sawit di Indonesia.
6. Dato Sri Tahir (Mayapada Group)
Dato Sri Tahir adalah pendiri Mayapada Group, sebuah konglomerasi yang bergerak di sektor perbankan, layanan kesehatan, dan properti. Ia juga dikenal sebagai salah satu filantropis terkemuka di Indonesia yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial.
7. James Riady (Lippo Group)
Sebagai bagian dari keluarga Riady, James Riady mengelola Lippo Group yang memiliki bisnis di bidang properti, kesehatan, ritel, dan pendidikan. Lippo Group dikenal sebagai pengembang berbagai proyek real estate besar dan memiliki jaringan rumah sakit serta pusat perbelanjaan di berbagai daerah.
8. Tomy Winata (Artha Graha Group)
Tomy Winata adalah pengusaha yang memiliki bisnis di sektor perbankan, properti, infrastruktur, dan keamanan. Melalui Artha Graha Group, ia mengembangkan berbagai proyek strategis yang melibatkan kerja sama dengan pemerintah dan sektor swasta.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo dan para pengusaha disebut berdiskusi mengenai sejumlah kebijakan utama pemerintah yang melibatkan sektor swasta. Beberapa topik yang dibahas mencakup program makan bergizi gratis bagi masyarakat, pembangunan infrastruktur nasional, penguatan industri tekstil, serta upaya mencapai swasembada pangan dan energi. Selain itu, perbincangan juga menyoroti peran Badan Pengelola Investasi Danantara dalam mengelola investasi secara lebih efektif dan berkelanjutan.
Presiden Prabowo dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasi kepada para pengusaha atas kontribusi mereka dalam mendukung kebijakan pemerintah, terutama yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah menilai bahwa kolaborasi dengan sektor swasta sangat penting dalam mempercepat pembangunan nasional dan menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat.
Dalam pertemuan ini, Prabowo didampingi Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Hendrik Yaputra dan Ervana Trikarinaputri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.