Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kapal cepat Marina Srikandi yang menghubungkan rute Bali dan Lombok beroperasi mulai 30 Desember 2017. Kehadiran kapal cepat ini ditargetkan bisa mendongkrak kunjungan turis asing dari Bali ke Banyuwangi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, dengan menggunakan kapal ini, wisatawan hanya menempuh 2 jam perjalanan dari Dermaga Kedonganan Denpasar menuju Dermaga Pantai Boom Banyuwangi. Jika lewat jalur darat, rute itu biasanya ditempuh sekitar lima-enam jam melalui gabungan jalur darat dan penyeberangan dengan kapal ferry.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kapal cepat ini akan menjadi moda alternatif bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Banyuwangi. “Dalam konteks pemasaran, kita tidak akan mungkin melepaskan diri dari Bali dan Lombok. Khususnya Bali, ini harus kita manfaatkan karena di sana pasar utama wisatawan mancanegara. Hampir 5 juta turis asing datang ke sana tiap tahun, dan itu sebagian harus ditarik mampir ke Banyuwangi. Kapal cepat ini memudahkan pemasaran Banyuwangi ke para turis yang ada di Bali maupun Lombok,” kata Anas melalui keterangan tertulis, Jumat, 29 Desember 2017.
Baca: Cina Mendominasi Kunjungan Turis Asing ke Indonesia
Direktur Marina Srikandi Mulyono Sugito mengatakan, sebagai tahap awal, dibuka satu kali trip Banyuwangi-Bali dengan kapal menginap di Banyuwangi. "Kami akan membuka dua kali trip seiring dengan pertumbuhan pasar ke depan,” ujarnya. “Kami optimistis, apalagi kapal ini juga terkoneksi dengan Lombok, yang otomatis bisa mendulang kunjungan wisatawan mancanegara ke Banyuwangi. Juga tentu menjaring wisatawan domestik,” kata Mulyono.
Mulyono menambahkan, kapal cepat ini berkapasitas 145 orang dengan panjang 21,84 meter dan lebar 6,30 meter. Ketua Bidang Promosi dan Pemasaran Luar Negeri, Asosiasi Tour and Travel Indonesia (Asita) Edi Sunyoto mengatakan, kapal cepat ini fokus bakal memudahkan akses wisman dari Bali ke Banyuwangi. Selama ini, Bali telah mengirim limpahan turis asing tidak kurang dari 10 ribu orang per hari ke Lombok. Dengan potensi wisata yang ada di Banyuwangi dan adanya kapal cepat, dia optimistis, hal yang sama juga bisa terjadi pada Banyuwangi.
“Apalagi nanti ada forum IMF dan World Bank Annual Meeting di Bali pada Oktober tahun depan di mana akan ada 20 ribu peserta dari seluruh dunia. Kalau ada seribu saja yang berwisata di Banyuwangi akan sangat baik bagi promosi pariwisata disini,” ujarnya.