Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI Daerah Operasi 2 Bandung menghentikan sementara perjalan Kereta Api (KA) Pangandaran di Stasiun Manonjaya dan KA Serayu di Stasiun Tasikmalaya karena adanya gogosan yang mengancam rel kereta di jalur kereta antara Stasiun Ciamis dan Stasiun Manonjaya. Gogosan tersebut berupa tebing tanah yang longsor yang mengancam landasan rel kereta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manager Humasda PT KAI Daerah Operasi 2 Bandung, Kuswardojo mengatakan, kejadian longsor tersebut terjadi pada Jumat, 28 Mei 2025, pukul 15.50 WIB. Kejadian longsor yang mengancam keselamatan perjalanan kereta tersebut memerlukan penanganan segera untuk keamanan operasional kereta api.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Usai menerima informasi adanya rinja (rintangan jalan) ini, Pusat Pengendali Perjalanan Kereta Api Daop 2 Bandung langsung menghentikan perjalanan kereta api di petak jalan ini. Tim dari Daop 2 Bandung langsung diterjunkan menuju lokasi untuk melakukan pemeriksaan dan perbaikan jalur guna mempercepat proses normalisasi layanan," kata Kuswardojo, dikutip dari keterangannya, Jumat, 28 Mei 2025.
Untuk mengantisipasinya, perjalanan KA Pangandaran dan KA Serayu dihentikan sementara. KA Pangandaran diberhentikan di Stasiun Manonjaya, sementara KA Serayu diberhentikan di Stasiun Tasikmalaya.
Dampak dari longsor tersebut, PT KAI Daerah Operasi 2 Bandung mengalihkan perjalanan KA Pangandaran dengan menggunakan moda trasnportasi bus. "Kami memohon maaf kepada para pelanggan yang terdampak akibat adanya kejadian ini," kata Kuswardojo.
PT KAI Daerah Operasi 2 Bndung akan memberikan informasi terbaru pada pelanggan mengenai perkembangan situasi. "Keselamatan dan kenyamanan pelanggan adalah prioritas utama kami. Oleh karena itu, kami terus berupaya untuk melakukan perbaikan jalur dengan cepat agar perjalanan kereta api dapat kembali berjalan normal secepat mungkin," kata Kuswardojo.