Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pembayaran Digital Indonesia Bernardino Moningka Vega menjelaskan beberapa tantangan yang dihadapi oleh platform peer to peer (P2P) lending online, AdaKami pada tahun 2024 ini. Salah satunya karena inflasi dan nilai kurs rupiah yang naik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, kondisi itu tak membuat mereka goyah. “Kami akan tetap jalan, jumlah user kami terus meningkat” kata dia dalam acara Media Gathering dan Halal Bihalal di Habitate Jakarta, pada Senin, 29 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data dari situs Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia atau AFPI per Juli 2023 terdapat credit gap sebesar Rp 1.650 triliun. Salah satu faktornya karena kebutuhan kredit tahunan mencapai Rp 2.650 triliun.
Sedangkan, industri jasa keuangan konvensional hanya mampu menopang Rp 1.000 triliun. Termasuk industri fintech lending seperti AdaKami.
Dino berujar, AdaKami berperan untuk memenuhi gap antara kebutuhan dan ketersediaan pendanaan tersebut. “Khususnya di kalangan masyarakat underserved dan unbanked,” ucap Dino.
Selain itu, ia menyebut AdaKami akan berfokus pada kualitas pendanaan yang disalurkan. Ia berharap, sebagai salah satu brand penyelenggara fintech lending lokal, AdaKami dapat membantu memenuhi mimpi masyarakat Indonesia lewat penyediaan akses yang berkualitas.
Khususnya kepada usaha-usaha mikro dan kecil. Sebab, menurut dia, usaha tersebut menjadi ujung tombak dari ekonomi mereka. “60 persen dari ekonomi kami dihasilkan oleh usaha mikro dan juga 90 persen dari tenaga kerja,” ucapnya.
Pada masa pemerintahan baru AdaKami juga telah mempersiapkan beberapa hal seperti pengembangan pedesaan dan industrialisasi dari desa. “Seingat saya ya, itu adalah retorika kampanye dari Pak Prabowo. Jadi kita akan melihat apa yang dari kami dan juga pimpinan lain mungkin bisa ikut serta dalam hal itu,” kata dia.
Dino menegaskan kepada masyarakat bahwa kemampuan membuat keputusan atau pilihan yang bijak dalam finansial menjadi modal yang penting. Tak hanya bagi dirinya, tapi lingkungan sekitar termasuk bagi perekonomian negara.
“Oleh karena itu, kita perlu bertindak cermat, hati-hati, dan bijaksana dalam mengelola keuangan dan memilah apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan. Serta bagaimana kita memenuhi keinginan tersebut,” ucap Dino.