Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Brand Manager PT Pembiayaan Digital Indonesia atau AdaKami, Jonathan Kriss melaporkan penyaluran pendanaan AdaKami mulai awal Januari hingga 29 April 2024, yakni Rp 4,66 triliun kepada 4,22 juta nasabah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama AdaKami berkiprah, ada beberapa tantangan yang mereka hadapi. Salah satunya masalah penipuan. Jonathan menjelaskan ada sejumlah modus yang kerap dilakukan oleh penipu. Mulai dari pencatutan nama AdaKami, sekaligus mengklaim tim AdaKami telah mengirim dana ganda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu, akun media sosial palsu yang mengaku sebagai customer service (CS) AdaKami sampai menyasar pengguna yang kesulitan saat membayar. Oknum juga menyalahgunakan data pribadi, meretas akun pengguna lewat pengiriman kode OTP atau link mencurigakan, menjadikan hadiah yang menggiurkan, dan lain-lain.
Semua itu, kata Jonathan, merupakan tindakan fraud atau penipuan yang mereka temukan. "Perlu kita waspadai bersama lewat peningkatan literasi keuangan dan digital," kata dia dalam acara Media Gathering dan Halal Bihalal di Habitate Jakarta pada Senin, 29 April 2024.
Dengan demikian, pengguna dapat secara proaktif mengenali ciri-ciri potensi penipuan dan menghindarinya. AdaKami juga aktif melaporkan nomor-nomor palsu ke Satgas Pasti.
Sepanjang tahun 2023, AdaKami telah melakukan 31 kegiatan yang bekerjasama dengan AFPI dan OJK, maupun secara mandiri. Mereka berkomitmen untuk terus mengedukasi dan mensosialisasikan literasi keuangan dan digital lewat berbagai saluran.
Jonathan menegaskan agar masyarakat memastikan alokasi pinjaman dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang bisa dipertanggungjawabkan. "Jadi, memahami prioritas dan cara pemenuhannya, serta profil dan risiko instrumen keuangan yang akan kita manfaatkan memang sangat penting untuk bisa membuat keputusan tepat," kata dia.