Ada kado istimewa ketika Indonesia sedang merayakan hari jadi ke-56. Agustus kemarin, Indonesia mengalami deflasi sebesar minus 0,21 persen. Indeks harga konsumen turun dari 238,42 pada Juli 2001 menjadi 237,92 pada Agustus. Ini merupakan deflasi pertama sejak tahun 2001. Demikian hasil pemantauan Badan Pusat Statistik di 43 kota di Indonesia pada Agustus 2001.
Data tersebut menyebutkan, yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar minus 2,35 persen dan kelompok sandang sebesar minus 2,68 persen.
Menurut ekonom Indef, Dr. Dradjad H. Wibowo, deflasi sekarang ini lebih bagus. Alasannya, penurunan harga lebih merata dibanding deflasi pada Maret 2000, yang dipengaruhi kenaikan harga gabah. Untuk tahun ini, Dradjad memperkirakan harga-harga akan menurun sampai September dan Oktober. Namun, di akhir tahun, harga-harga akan naik karena mendekati bulan puasa, Lebaran, dan Natal. "Itu merupakan pola inflasi di Indonesia, yakni setiap akhir tahun mengalami kenaikan," kata Dradjad.
Nah, bila inflasi dapat ditekan dan rupiah stabil di bawah Rp 9.800 per dolar, mestinya tidak ada alasan bagi Bank Indonesia untuk tidak menurunkan suku bunga yang membuat sektor riil menjerit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini