Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Partia mengatakan sudah ratusan usaha rintisan atau startup yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Dia menyitir data Tracxn Technologies Limited yang mencatat hingga Juni 2023, ada 198 startup Indonesia yang memanfaatkan AI dalam penyediaan layanannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Angka ini tentu memberikan gambaran potensi pengembangan pemanfaatan AI di Indonesia,” ujar dia saat dihubungi pada Kamis, 7 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Nezar juga menyebutkan bahwa Indonesia juga dinobatkan sebagai negara paling optimis dalam survei pemanfaatan AI terhadap 22 ribu partisipan dari 31 negara. Data tersebut merupakan hasil surbei dari lembaga riset Ipsos Indonesia pada 2023.
“Hal ini tentu berpengaruh pada keberterimaan masyarakat pada adopsi dan pemanfaatan AI ke depan,” tutur Nezar.
Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengatakan saat ini teknologi AI merupakan sektor teknologi informasi yang menjadi primadona dan incaran semua negara.“Harusnya perhatian diarahkan ke sana dan bukan metaverse,” ujar Alfons saat dihubungi pada Senin, 4 Desember 2023.
Selanjutnya: Alfons pun memberikan gambaran bahwa ada sekitar....
Alfons pun memberikan gambaran bahwa ada sekitar 58 ribu perusahaan yang menekuni AI di dunia. Bahkan berbagai negara berlomba-lomba memanfaatkan AI, termasuk Singapura. Indonesia, kata Alfons, agak tertinggal.
Dalam data Global AI Index 2023, Singapura berada di peringkat ketiga di bawah Amerika Serikat dan Cina. “Indonesia yang pengguna internetnya berlipat-lipat dari Singapura bahkan tidak masuk dalam 10 besar,” ucap Alfons.
Selain itu, potensi AI juga saat ini tidak terbatas, karena bisa dimanfaatkan oleh berbagai sektor. Menurut Alfons, semua yang bisa dikomputasikan bisa diefisiensikan dengan teknologi AI.
Mulai dari toko daring atau e-commerce, edukasi, gaya hidup, robotik, sumber daya manusia, health care, gaming, otomotif, media sosial, pemasaran, chatbot, keuangan, astronomi, keamanan, travel, dan transportasi. “Ini yang sekarang sudah dan sedang berjalan. Ke depannya akan lebih banyak lagi sektor yang mengadopsi AI,” tutur dia.
Adapun soal sumber daya manusia di Indonesia, Alfons berujar, cukup berlimpah. Namun, perlu kebijakan yang tepat dan jangka menengah hingga panjang yang konsisten. “Untuk mengembangkan AI,” kata Alfons.
MOH KHORY ALFARIZI | YOHANES PASKALIS