Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Air Asia Indonesia Tbk. perusahaan pengelola maskapai AirAsia mengklaim harga tarif penerbanganya paling terjangkau. Hal ini dibuktikan dengan turunnya harga rata-rata tarif tiket pesawat atau average fare turun 3 persen menjadi Rp 563 ribu dari sebelumnya Rp 580 ribu pada kuartal I 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami bisa buktikan komitmen kami selalu ada untuk masyarakat memberikan harga terjangkau masyarakat, average fare kami turunkan. Penurunan tarif selalu kami sampaikan, tidak kami turunkan pun harga selama ini selalu yang paling terjangkau," kata Dendy di GranDhika Hotel, Jakarta Selatan, Senin 24 Juni 2019.
Keterjangkauan harga tiket tersebut terlihat dari dua indikator biaya dan pendapatan setiap penumpang dalam satu kilometer. Keduanya, yakni Cost Per Available Seat Kilometers (CASK) dan Revenue Per Available Seat Kilometers (RASK).
Dendy menyampaikan CASK AirAsia menurun 12 persen dari Rp 557 ribu menjadi Rp 491 persen. Sedangkan, RASK terus menguat sebesar 10 persen dari Rp 421 ribu menjadi Rp 463 ribu. Menurut Dendy, dua indikator ikut membuktikan bahwa maskapainya tercatat paling efisien.
Dendy mengungkapkan, keterjangkauan itu didukung oleh beberapa kebijakan yang dilakukan perusahaan. Pertama, kebijakan perusahaan yang hanya menggunakan satu jenis pesawat saja yakni Airbus A320.
Kebijakan ini memudahkan perusahaan untuk mengelola kru-kru pesawat khususnya pilot. Sebab, perusahaan tak perlu lagi memikirkan sertifikasi dan izin bagi macam-macam pilot untuk jenis pesawat yang berbeda. "Ini nilai plus kami dibandingkan maskapai lain yang operasikan pesawat lain," kata dia.
Kedua, dengan menggunakan satu jenis tipe pesawat, AirAsia juga hanya sedikit membutuhkan spare part dan invetory. Karena itu, perusahaan bisa berhemat untuk kepentingan perawatan pesawat.
Ketiga, AirAsia Indonesia merupakan bagian dari perusahaan besar AirAsia di dunia. Dengan karakter ini, memberikan keunggulan perusahaan saat melakukan penambahan untuk sewa pesawat.
Keempat, AirAsia juga mulai meningkatkan utilisasi pesawat. Saat ini, rata-rata utilisasi pesawat yang disewa AirAsia mencapai 12,5 jam. Perusahaan menargetkan, utilisasi pesawat bisa meningkat hingga 13 jam tahun ini.
"Tapi ini kendalanya adalah airport yang nggak 24 jam. Kalau nggak 24 jam ya utilisasi terbatas, dengan utilisasi tinggi ini, biaya kami bisa efisien," kata Dendy.
Simak berita lainnya terkait AirAsia di Tempo.co.