Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Airnav: 3 ATS Route Kena Dampak Letusan Gunung Soputan

Perum LPPNPI atau AirNav Indonesia menyatakan tigaATS (Air Traffic Servcie) terkena dampak akibat letusan Gunung Soputan.

3 Oktober 2018 | 17.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Abu vulkanik berwarna kelabu akibat letusan Gunung Soputan terlihat dari Desa Kota Menara, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Rabu, 3 Oktober 2018. Lima kecamatan yang terdampak hujan abu di antaranya, Amuran Timur, Tumpaan, Suluun Tareran, Tareran, dan Tatapan. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia menyatakan sebanyak tiga ATS (Air Traffic Servcie) terkena dampak letusan Gunung Soputan. Gunung yang terletak di 50 meter dari Kota Manado, Sulawesi Utara, ini meletus pagi ini, Rabu, 3 Oktober 2018, 08.47 WITA.

Baca: Bandara Sam Ratulangi Pantau Erupsi Gunung Soputan

"Terdapat ATS route yang terdampak yaitu W15, W32, dan W51," kata Manager Humas AirNav Indonesia, Yohanes Sirati dalam keterangannya di Jakarta, Rabu. ATS merupakan layanan pemanduan lalu lintas udara yang diberikan oleh ATC (Air Traffic Controller) di tiap-tiap bandara.

Dengan terkena dampaknya ATS route ini, kata Yohanes, maka pemanduan lalu lintas udara di jalur tersebut diatur menggunakan radar untuk menghindari paparan VA. Meski begitu, AirNav memastikan dampak ini tak sampai mengganggu penerbangan dan operasional di Bandara Sam Ratulangi, Manado.

Selain itu dari data AirNav Indonesia, gempa ini menyebabkan terjadinya semburan Volcanic Ash atau abu vulkanik dengan ketinggian beragam. Tak hanya itu, semburan abu vulkanik juga bergerak dengan tertiup angin ke arah Barat, mulai dari kecepatan 5 knots hingga 15 knots. "Tidak ada bandara yang berada di area abu vulkanik," ujarnya.

Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (PVMBG), Kasbani sebelumnya mengatakan aktivitas gunung mulai meningkat tajam sejak 1 Oktober 2018. “Daerah bahayanya kami set di radius 4 kilometer, ditingkatkan sektoral ke arah barat sejauh 6,5 kilometer searah dengan arah bukaan kawah,” kata dia.

Kasbani juga menduga letusan gunung dipicu oleh gempa Palu magnitudo 7,4 pada Jumat, 28 September 2018. "Bisa saja karena gempa ini memicu erupsi, tapi korelasi langsung belum terlalu kelihatan karena sebelumnya sudah ada peningkatan aktivitas Gunung Soputan,” kata dia saat dihubungi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AHMAD FIKRI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus