Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Operasional Pelabuhan Mamuju ditutup sementara setelah gempa Majene berkekuatan 6,2 magnitudo melanda pada Jumat, 15 Januari 2021. Akses jalan maupun jembatan menuju pelabuhan saat ini terputus akibat goncangan gempa tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Laporan dari lokasi, akses komunikasi dan jaringan listrik masih terputus total. Adapun akses jalan dan jembatan menuju ke Pelabuhan juga terputus," ujar Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin, Jumat, 15 Januari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Shelvy menyebut penutupan dilakukan sampai situasi kembali normal. Adapun Pelabuhan Mamuju mengalami kerusakan di sejumlah titik akibat gempa.
Kerusakan terjadi di area parkir. Akses ke trestle juga mengalami retakan, namun tidak mengakibatkan kerusakan fatal. Oleh karena itu, jalur ini masih bisa dilewati kendaraan.
Saat ini, perseroan masih akan mengecek kondisi dermaga apung atau moveable bridge dan talud sisi laut. Perseroan mengantisipasi berubahnya posisi dermaga dan memantau kemungkinan adanya keretakan yang berdampak terhadap longsoran.
Selain itu, kerusakan terjadi di ruang tunggu penumpang dan kantor ASDP. "Kami akan dipastikan dulu keamanannya terutama bagian atap, struktur dinding, dan lainnya yang berdampak pada keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pengguna jasa," tutur Shelvy.
Pelabuhan Mamuju beroperasi melayani LMP Laskar Pelangi milik PT Jembatan Nusantara yang mengangkut penumpang lintas Kariangau (Balikpapan)-Mamuju. Kapal akan kembali mengangkut penumpang dan melakukan evakuasi seumpama kondisi pelabuhan dinyatakan aman.
"Utamanya bantuan logistik dan operasional pasca-gempa dapat didistribusikan dengan menggunakan KMP Laskar Pelangi maupun kapal milik ASDP di Balikpapan," ujar Shelvy.
Sebelumnya diberitakan Gempa Mamuju dan Majene dengan magnitudo 6,2 yang terjadi pada Jumat pukul 01.28 WIB. Laporan BPBD Mamuju, korban meninggal dunia tiga orang dan luka-luka 24 (orang). Sebanyak 2.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.