Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Analis pasar modal Budi Fensidy menanggapi perihal pernyataan pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie bahwa Prabowo Subianto yang hanya akan menjabat sebagai presiden selama dua tahun jika memenangkan Pemilu 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah dua tahun, kata Connie, jabatan presiden akan digantikan oleh Gibran Rakabuming Raka, yakni putra sulung petahana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merupakan calon wakil presiden Prabowo. Pernyataan Connie dalam video itu langsung viral di media sosial .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi berharap agar isu tersebut tidak dilirik oleh investor dan berdampak buruk ke pasar modal.
"Kami berharap polemik itu tidak ditanggapi pasar sehingga tidak ada reaksi investor yang berdampak negatif ke pasar modal karena saat ini bursa masih euforia. Siapa juga yang bisa menebak apa yang akan terjadi dua tahun lagi?" kata Budi kepada Tempo pada pada Kamis, 15 Februari 2024
Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Eliza Mardian mengatakan, isu-isu seperti itu malah justru dapat menimbulkan konflik dan kericuhan. Akibatnya, akan memberikan ketidakpastian bagi para investor.
"Terlepas dari adanya dugaan berbagai praktik-praktik yang dinilai melanggar etika, kita harus menerima fakta bahwa mayoritas penduduk indonesia menghendaki Pak Prabowo dan Mas Gibran sebagai penerus Presiden Joko Widodo (Jokowi)," kata Eliza kepada Tempo.
Menurut dia, investor akan sangat mempertimbangkan stabilitas nasional. Selama proses Pemilu, investor cenderung wait and see dalam memutuskan investasi. Setelah pemimpin baru terpilih, kata Eliza, mereka dapat memutuskan langkah investasi dengan cepat.
Selanjutnya: "Sebetulnya untuk sektor-sektor sekunder dan turunannya...."
"Sebetulnya untuk sektor-sektor sekunder dan turunannya, sebagai contoh logam dasar dan petrokimia, diprediksi akan digenjot hingga akhir masa pemerintahan Presiden Jokowi yang berakhir di Oktober 2024. Sektor tersebut bersifat jangka panjang," kata Budi.
Sedangkan pada sektor-sektor lainnya, menurut dia, kemungkinan akan diputuskan investasinya setelah ada kepastian calon pemimpin Indonesia. "Kita tunggu saja hasil resmi perhitungan suara dari KPU (Komisi Pemilihan Umum)," tutur Budi.
Sementara menurut Investment Consultant PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada, isu yang diungkapkan oleh Connie belum terlalu direspons oleh pelaku pasar.
"Mayoritas pelaku pasar masih belum terganggu dengan adanya sentimen tersebut. Untuk saat ini, sentimen yang berkembang di market ialah persepsi kemenangan Paslon 02 dari hasil quick count," katanya saat dihubungi Tempo pada Kamis.
Kemenangan kandidat nomor urut 2, menurut dia, berpotensi besar memancing masuknya investor jika dianggap akan meneruskan program Jokowi. Akan tetapi, realisasinya bergantung pada kabinet ke depan.
Bagi pelaku pasar, kata Reza, mereka melihat apakah hal-hal positif yang telah dicapai oleh Presiden Jokowi beserta para kabinetnya dapat diteruskan oleh presiden 2024-2029. Namun, secara riil, bukan hanya soal peralihan kepemimpinan presiden saja, melainkan juga kolaborasi di dalam parlemen agar program-program yang direncanakan dapat dijalankan dengan mulus.
"Ini sih yang menurut saya lebih penting. Problemnya kan untuk meloloskan kebijakan harus ada dukungan dari setiap fraksi. Kalau antarfraksi gak akur kan repot, bisa saling jegal dan gak jalan program-programnya."