Para pengelola jalan tol di Indonesia mengancam akan memblokir jalan yang dikelolanya jika pemerintah tidak menaikkan tarif sampai akhir April nanti. Mereka menuntut kenaikan 25-65 persen. ”Sudah 10 tahun tarif tol tidak pernah naik,” kata Ketua Umum Asosiasi Jalan Tol Indonesia, Fatchur Rochman, kepada pers Rabu pekan lalu. Padahal, dalam perjanjian kerja sama pengelolaan jalan tol, pemerintah berjanji akan menaikkan tarif 25 persen setiap tiga tahun. Tapi sejak 1992 pemerintah selalu menolak usul kenaikan tarif. Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah, Soenarno, terakhir kali mengusulkan kenaikan pada 8 November tahun lalu, tapi ditolak presiden.
Karena tarif tidak naik, banyak pengelola tol yang merugi. Marga Mandalasakti—pengelola jalan tol Tangerang-Merak—mengaku sudah kebobolan lebih dari Rp 500 miliar sejak beroperasi 11 tahun silam. Menurut Fatchur, pengelola merugi karena biaya pemeliharaan naik paling tidak 200 persen dan nilai pajak bumi dan bangunan (PBB) naik tiga kali lipat. Pengelola tol Makassar, Aksa Mahmud, menambahkan bahwa tidak naiknya tarif tol menyebabkan investor tidak berminat masuk ke bisnis ini. ”Sudah tujuh tahun ini tidak ada investasi baru di tol,” kata Aksa, yang juga pemilik pabrik semen Bosowa ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini