Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Heru Widodo memprediksi penumpang pada masa angkutan lebaran 2025 mencapai 4,56 juta atau naik 10 persen dari tahun sebelumnya. Heru juga memproyeksikan akan terjadi kenaikan pada angkutan kendaraan. "Untuk kendaraan itu juga naik 10 persen dengan angka 1.130.496 kendaraan roda dua, roda kecil, dan bus," ucap Heru dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis, 13 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Heru, angkutan terbanyak akan terjadi pada puncak arus mudik di 28 Maret 2025 mendatang. Pada hari itu, kendaraan roda dua diprediksi akan mencapai 24.267 unit, kendaraan kecil sebanyak 19.481 unit, bus 1000 unit, dan truk 1.603 unit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan untuk puncak arus balik, Heru memprediksi akan jatuh pada 5 April 2025 dengan komposisi kendaraan roda dua sebanyak 21.771 unit, kendaraan kecil ada 20.629 unit, bus 847 unit, dan truk ada 1.312 unit. Heru menyebut pergerakan terpadat akan terjadi di Pelabuhan Merak-Bakauheni.
"Untuk market share produksi lebaran ini, sama seperti sebelumnya masih didominasi di pelabuhan Merak-Bakauheni tertinggi sebesar 56 persen, lalu kemudian Ketapang-Gilimanuk 29 persen," kata dia.
Untuk mengantisipasi kepadatan penumpang dan angkutan, Heru mengatakan pihaknya akan mengerahkan 203 kapal yang terdiri dari 59 kapal milik ASDP dan 144 kapal reguler non-ASDP. Dia juga akan menggunakan 89 dermaga yang terdiri dari 56 unit milik ASDP dan 12 unit non-ASDP.
Selanjutnya, akan ada sembilan lintasan utama yang masuk dalam pantauan nasional, yakni Merak–Bakauheni, Ketapang–Gilimanuk, Jangkar–Lembar, Padangbai–Lembar, Kayangan–Pototano, Tanjung Api-Api–Tanjung Kelian, Ajibata–Ambarita, Penajam–Kariangau, dan Bajoe–Kolaka.
Tak hanya itu, guna mengurangi kepadatan di lintasan utama, ASDP juga menyiapkan layanan cadangan di pelabuhan perbantuan, yakni Ciwandan–Wika Beton dan Bojonegara–Muara Pilu.
"Pelabuhan ini akan digunakan sesuai dengan arahan dari petugas pemantau lalu lintas, kepolisian juga lainnya," kata Heru.
Lebih lanjut, Heru mengungkapkan pihaknya sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk memastikan keamanan dan kelancaran selama perjalanan mudik berlangsung. Strategi itu di antaranya kebijakan disiplin pembatasan kendaraan truk sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB), penetapan pola pengalihan kendaraan dan pola operasi sebelum posko dimulai, disiplin pelaksanaan screening system, disiplin on time performance kapal, dan rekayasa lalu lintas apabila terjadi penumpukan di pelabuhan.
"Langkah-langkah ini akan kami koordinasikan terus dengan sejumlah pihak, untuk memastikan hilir mudik berjalan lancara, baik yang ber-lebaran maupun Nyepi," kata Heri.
Pilihan Editor: Risiko Pelik Setelah Modal Asing Hengkang dari Indonesia