Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Astra Internasional Indonesia Tbk menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan penyedia jasa transportasi berbasis aplikasi online, Go-Jek. Astra mengucurkan modal sebesar US$ 150 juta atau sekitar Rp 2 triliun ke perusahaan unicorn startup asal Indonesia ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto mengatakan perseroan sebenarnya telah mengamati bisnis Go-Jek sejak perusahaan ini muncul pertama kali. Dia berujar, saat ini menjadi waktu yang tepat bagi kedua perusahaan untuk bekerja sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami antusias dapat menjadi bagian dari perjalanan Go-Jek. Go-Jek merupakan pemain utama dalam ekonomi digital Indonesia dan dipimpin oleh manajemen anak bangsa yang solid," ucap Prijono dalam konferensi pers kerja sama Astra dengan Go-Jek di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin, 12 Februari 2018.
Prijono melihat adanya benang merah di antara kedua perusahaan. Dia menyebutkan Astra menguasai 56 persen pangsa pasar kendaraan roda empat dan 75 persen pangsa pasar sepeda motor di Indonesia.
CEO dan Founder Go-Jek, Nadiem Makarim, menuturkan investasi ini merupakan salah satu yang terbesar untuk Go-Jek. Kendati begitu, dia enggan menyebutkan berapa persen kucuran dana Astra dari keseluruhan investasi yang diterima Go-Jek.
"Astra Internasional adalah investor yang jumlah nominalnya terbesar. Astra menjadi pionir, dan ini statement yang sangat powerful. Kalau Astra melakukan ini, pastinya perusahaan-perusahaan lain mengikuti," ujar Nadiem.
Nadiem mengatakan kerja sama tersebut menjadi pencapaian yang signifikan bagi perusahaannya. Dia berharap kerja sama tersebut dapat memberikan nilai tambah bagi kedua perusahaan.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan pemerintah akan terus mendorong kemudahan perkembangan startup di Indonesia. Dia pun berharap Go-Jek dapat menjadi startup yang kuat di kawasan Asia Tenggara mengingat tak banyak perusahaan serupa dan Indonesia memiliki empat dari tujuh unicorn startup yang ada di kawasan.
"Astra saya harap menjadi penghela untuk mendorong terjadinya akselerasi di dunia digital ekonomi Indonesia. Pemerintah tak hanya akan menjadi regulator, tapi juga akselerator dan fasilitator," ujar Rudiantara.
Sebelumnya memang telah beredar kabar bahwa Astra tergabung dalam konsorsium beranggotakan puluhan investor yang menyuntikkan dana sebesar US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 20 triliun kepada perusahaan penyedia transportasi berbasis aplikasi online ini. Astra dikabarkan mengucurkan US$ 150-170 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun ke Go-Jek.