ORANG Tapanuli sudah sejak dulu dikenal sebagai suku yang gigih termasuk dalam berbisnis. Salah satu bukti kegigihan orang Tapanuli ini bisa ditengok pada sukses PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya, yang pekan lalu merayakan ulang tahun ke25. Perusahaan dengan 135 kantor cabang ini, oleh banyak orang, disebut sebagai "Perusahaan Asuransi Batak". Lo? Ternyata, julukan itu muncul lantaran sebagian besar pengurus Bumi Asih Jaya mulai dari komisaris hingga sekretaris dipegang oleh mereka yang berasal dari Tapanuli. Lepas dari soal siapa yang menjadi pengurus, Bumi Asih Jaya telah membuktikan bahwa asuransi merupakan salah satu lahan usaha yang kebal terhadap uang ketat. Tidak percaya? Tengok saja laporan tahunan perusahaan yang memuat hasil usaha pada 1991. Dengan 20.000 tenaga pemasaran, perusahaan yang beraset Rp 56 milyar ini tahun lalu meraih pendapatan premi Rp 29 milyar, sementara pembayaran klaim di tahun yang sama hanya Rp 11,5 milyar. Selain dari premi 151.000 pemegang polis, Bumi Asih Jaya juga mendapat pemasukan dari dana yang mereka investasikan di berbagai bidang usaha, seperti deposito, pinjaman hipotek, hingga penyertaan di bisnis permukiman. Dari usaha sampingan ini, tahun 1991 Bumi Asih Jaya memperoleh tambahan pendapatan sebesar Rp 3,5 milyar. Tampaknya, pada tahuntahun mendatang penghasilan Bumi Asih Jaya akan terus menanjak. Soalnya, direksi Bumi Asih Jaya masih melihat peluang luas bagi perkembangan usaha asuransi. Pemegang polis asuransi di Indonesia kini baru 1,3% dari total jumlah penduduk. Di Jepang, misalnya, setiap orang ratarata memegang tiga buah polis sekaligus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini