MUNGKIN hanya pelancong tua yang masih mengenang Hotel Dana, Solo. Hotel yang terletak di kawasan Keraton Mangkunegaraan ini, dan selalu jadi pilihan Presiden Soekarno menginap setiap berkunjung ke Solo, Jawa Tengah, kini hampir tak ditoleh lagi oleh turisturis berkantong tebal. Hotel Dana kalah bersaing dengan tempat penginapan berbintang lima, seperti Mangkunegaran Palace Hotel. Sejak tahun lalu Hotel Dana, sebelumnya dikelola Departemen Dalam Negeri, berdasarkan SK Presiden Nomor 7 resmi dikembalikan kepada Yayasan Surya Sumirat, yang didirikan Himpunan Kerabat Mangkunegaran. Dan mulai pertengahan Mei lalu Yayasan Surya Sumirat telah melakukan renovasi atas hotel yang terletak di kawasan teduh seluas 8.000 mu22 itu. Pengembangan Hotel Dana menjadi hotel kelas internasional, menurut pengurus Yayasan Surya Sumirat, tidak akan mengubah warna aslinya. "Segala yang khas dari Solo bisa dijumpai di Hotel Dana," kata Mangkunegoro IX. Para turis, terutama turis mancanegara, ia melanjutkan, tetap bisa menikmati tarian Solo sambil makan nasi Timlo di hotel berarsitektur Jawa tersebut. Untuk mewujudkan gagasan itu pihak Mangkunegaran kini sedang mencari partner. "Kami perlu partner karena biaya renovasi tidak sedikit," Mangkunegoro IX menambahkan. Menurut perhitungan kasar, pemugaran Hotel Dana memerlukan biaya sekitar Rp 25 milyar. Sedangkan modal yang dipunyai Yayasan Surya Sumirat, diperoleh dari pemerintah bersamaan dengan pengembalian Hotel Dana, baru Rp 3 milyar plus sebuah vila dan sebidang tanah di kawasan wisata Tawangmangu, Jawa Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini