Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bahlil Klaim Smelter Freeport Gresik Bisa Cetak 60 Ton Emas Batangan per Tahun

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkap nilai investasi smelter atau pabrik pemurnian emas PT Freeport Indonesia di Gresik mencapai Rp 10 triliun.

18 Maret 2025 | 11.12 WIB

PT Freeport Indonesia (PTFI) perdana mengirimkan emas batangan dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) Smelter PTFI ke PT Aneka Tambang (ANTAM) di Pulogadung, Jakarta. Dok. FI
Perbesar
PT Freeport Indonesia (PTFI) perdana mengirimkan emas batangan dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) Smelter PTFI ke PT Aneka Tambang (ANTAM) di Pulogadung, Jakarta. Dok. FI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap nilai investasi smelter atau pabrik pemurnian emas PT Freeport Indonesia di Gresik mencapai Rp 10 triliun. Bahlil menyebut smelter itu merupakan fasilitas pemurnian logam mulia lewat precious metal refinery (PMR) terbesar di dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Khusus smelter emasnya ini investasinya sebesar US$ 630 juta atau setara dengan Rp 10 triliun," ujar Bahlil di PT Freeport Indonesia, Kawasan Ekonomi Khusus Gresik, Jawa Timur, pada Senin, 17 Januari 2025. Bahlil mengatakan bahasa awam bagi smelter adalah pabrik.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sehingga ia menegaskan peresmian smelter ini, berarti Indonesia memiiki pabrik pembuat emas batangan terbesar di tingkat global. Ia pun memamerkan kemampuan smelter PTFI Gresik yang bisa mengolah 3 juta konsentrat lumpur anoda per tahunnya.

"Dan perlu kami laporkan kepada Bapak Presiden bahwa produksi emas dari 3 juta konsentrat yang dibawa dari Freeport, 3 juta konsentrat itu kurang lebih emasnya menjadi 50-60 ton" kata Bahlil. Dalam kesempatan itu ia juga menyinggung produksi emas yang dihasilkan oleh PT Amman International Tbk yang beroperasi sejak tahun 2000 di Sumbawa, Nusa Tenggara Timur. 

Bahlil menakar, PT Amman mampu mengolah 900 ribu konsentrat yang dapat menghasilkan sebanyak 18-20 ton emas setiap tahun. "Jadi overall setiap tahun insyaallah dua pabrik kita dari Gresik dan dari PT Amman itu bisa mencapai 60-70 ton emas per tahun di Republik Indonesia,"  katanya menjumlahkan. 

Sementara itu Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyebut pabrok precious metal refinery sudah mulai berproduksi. Tony mengestimasi tahun ini perusahaannya baru bisa memproduksi 32 ton emasnya. "Tahun depan mungkin baru bisa 50 ton, kenapa? Karena memang ini kan baru dalam tahap ramp up ya, dan juga smelter kami yang baru ini belum beroperasi kembali masih dalam proses perbaikan," ujar Tony beralasan. 

Menurut Tony PTFI saat ini PTFI melakukan perbaikan smelter tersebut secara masif sehingga pada bulan Juni mendatang diharapkan bisa mulai produksi lagi. Tony menyampaikan pabrik emas di Gresik merupakan smelter emas dari hulu-hilir terbesar di dunia. Melalui precious metal refinery atau PMR, Tony menjelaskan pemurnian emas itu menggunakan teknologi hydro metallurgy yang diklaim terbesar di dunia. "Dan kita perlu bangga bahwa itu ada di Indonesia," ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus