KIM, satu kombinasi hiburan uang judi cara Minang, masih ada dan
ramai. Masih ada sejumlah pria kontet menari di stand yang
mempromosikan suatu merek baterei. Stand pemerintah tentang
Repelita, seperti dulu, juga ada dalam Pekan Raya Jakarta 78.
Jadi, apa yang baru?
Dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, PRJ ke-XI ini makin
berkurang sifatnya sebagai arena promosi. Sebelas tahun yang
lalu ia diadakan untuk pameran. Karena masyarakat Indonesia
belum terbiasa dengan pameran murni, dan supaya menarik banyak
pengunjung, maka unsur hiburan telah dimasukkan sebagai
tambahan. Telah dibuka pula kesempatan untuk menjual produk
secara eceran. Dan sekali ini penjualan eceran itu paling
menonjol di PRJ. Maka sifatnya makin menjurus ke Pasar Malam,
tempat orang berbelanja pada malam hari. Tekstil, pakaian jadi,
perabot rumahtangga, alat kantor, jamu, supermie, kretek, mainan
anak-anak, rotan pemukul kasur, sabun, parfum dan sebagainya --
semua itu yang dijumpai di Proyek Senen dan Pasar Baru, misalnya
dijual eceran di PRJ 78.
Sifat pasar itu lebih menonjol lagi dengan banyaknya pedagang
kakilima. Mereka tak ketinggalan menjual kaset yang "3-Seribu",
tanpa gangguan petugas Hansip PRJ.
Tadinya Hall A-B-C yang megah disediakan khusus untuk pameran
murni. Di situ pun selama PRJ 78 terdapat penjualan eceran untuk
seperti buku, batu cincin dan barang kerajinan rakyat.
Minat publik terhadap PRJ tahun ini jelas makin menurun. Ini
terbukti dari jumlah penjualan karcisnya. Sesudah ia ditutup
pada akhir minggu lalu, masih kurang dari 1,5 juta karcis yang
terjual, turun dari hampir 2 juta pada tahun 1977. Mungkin pula
itu disebabkan sering hujan sekali ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini