Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bakal Kena Pajak 200 Persen, Ini Produk Cina yang Banjiri Pasar Indonesia Tahun Ini

Pemerintah bakal kenakan bea masuk hingga 200 persen untuk produk Cina

2 Juli 2024 | 05.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menunjukkan produk keramik dan tableware ilegal saat Ekspose Barang Hasil Pengawasan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 20 Juni 2024. Kemendag akan memusnahkan sebanyak 4.565.598 biji produk keramik dan tableware senilai Rp79.897.965.000 asal Cina karena tidak memiliki Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) dan Nomor Pendaftaran Barang (NPB) SNI. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan pemerintah akan mengenakan bea masuk hingga 200 persen terhadap barang-barang impor asal Cina. Dia menyebut perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat (AS) menyebabkan terjadinya kelebihan kapasitas dan ketersediaan produk Cina di Indonesia, termasuk baja, tekstil, dan lain sebagainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Maka, satu dua hari ini, mudah-mudahan sudah selesai permendagnya. Jika sudah selesai, maka dikenakan apa yang disebut sebagai bea masuk. Kita pakai tarif sebagai jalan keluar untuk perlindungan atas barang-barang yang deras masuk ke sini,” kata Zulkifli di Bandung, Jawa Barat, Jumat, 28 Juni 2024, seperti dikutip dari Antara. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menjelaskan bahwa permendag itu sebagai respons terhadap regulasi-regulasi sebelumnya terkait perdagangan dan perlindungan industri lokal yang belum memuaskan semua pihak. Dia mengungkapkan bahwa perang dagang Cina dan AS sudah diketahui dampaknya sejak 2022, serta langsung ditanggapi demi melindungi produk dan industri dalam negeri, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

Produk Impor Cina yang Banjiri Pasar Indonesia 2024

Adapun per Januari 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan barang impor di tanah air didominasi oleh Cina dengan nilai US$ 5.957,7 juta. Angka itu setara dengan 32,21 persen dari total nilai impor sebesar US$ 18.494,5 juta. 

Golongan Barang Utama

Mengutip Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Januari 2024, berikut lima golongan barang utama menurut kode standard international trade classification (SITC) yang dikirim Cina ke Indonesia pada Januari 2024:

- Suku cadang dan peralatan telekomunikasi

  • Berat bersih: 13.767.428 kilogram.
  • Nilai: US$ 585.400.430.

- Suku cadang dan peralatan pemanas dan pendingin

  • Berat bersih: 57.475.240 kilogram.
  • Nilai: US$ 260.382.855.

- Mesin dan peralatan lain untuk industri tertentu

  • Berat bersih: 32.560.616 kilogram.
  • Nilai: US$ 192.101.578.

- Peralatan listrik untuk membuat dan memutuskan rangkaian listrik

  • Berat bersih: 12.497.634 kilogram.
  • Nilai: US$ 156.966.660. 

- Mesin dan peralatan listrik lainnya

  • Berat bersih: 35.448.332 kilogram.
  • Nilai: US$ 145.752.850. Komoditas Tertentu

- Tembakau

  • Berat bersih: 2.671.351 kilogram.
  • Nilai: US$ 9.080.158.

- Bawang Putih

  • Berat bersih: 1.129.683 kilogram.
  • Nilai: US$ 2.040.024. 

- Cabai

  • Berat bersih: 873.616 kilogram.
  • Nilai: US$ 1.986.809. 

- Ikan

  • Berat bersih: 1.349.289 kilogram.
  • Nilai: US$ 1.447.977. 

- Teh

  • Berat bersih: 55.888 kilogram.
  • Nilai: US$ 585.646. 

- Kopi

  • Berat bersih: 57.632 kilogram.
  • Nilai: US$ 259.630. 

- Lada

  • Berat bersih: 3.698 kilogram.
  • Nilai: US$ 10.869. 

- Garam

  • Berat bersih: 27.024 kilogram.
  • Nilai: US$ 3.585. 

Sementara tahun lalu, BPS mencatat realisasi impor non-minyak dan gas bumi (migas) dari Cina turun dibandingkan pada 2022, dari sebelumnya 34,05 persen menjadi 33,42 persen. Komoditas yang paling banyak dikirim ke Indonesia adalah gawai (smartphone) sebesar 3,14 persen dari total impor Negeri Tirai Bambu. 

“Tiga besar negara asal utama impor berturut-turut berdasarkan share-nya adalah Tiongkok, yaitu 28,02 persen, Jepang 7,41 persen, dan Thailand 4,57 persen. Dengan Tiongkok, komoditas paling banyak diimpor Indonesia adalah smartphone, dengan nilai US$ 1,95 miliar dolar atau mencakup 3,14 persen dari total impor Tiongkok,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers yang ditayangkan di kanal YouTube, pada Senin, 15 Januari 2024. 

MELYNDA DWI PUSPITA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus