Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bandara Labuan Bajo dan empat bandara lain, yakni Bandara Frans Sales Lega, Bandara Fransiskus Xaverius Seda, Bandara H. Hasan Aroeboesman, dan Bandara Soa masih ditutup sementara. Hal ini imbas sebaran abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT), sehingga belum memenuhi aspek keselamatan penerbangan.
Untuk menunjang mobilitas masyarakat, Kementerian Perhubungan menyiapkan kapal bantuan di lima pelabuhan destinasi yang berlokasi di Nusa Tenggara Bara (NTB). Kelima pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Sape, Pelabuhan Labuhan Lombok, Pelabuhan Pelabuhan Lembar, dan Pelabuhan Bima. Adapun satu pelabuhan tujuan lainnya adalah Pelabuhan Benoa di Bali.
“Masyarakat dapat memanfaatkan kapal bantuan itu terlebih dahulu menuju NTB dan Bali. Setelah itu, mengambil penerbangan melalui dua lokasi tersebut,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Budi Rahardjo melalui keterangan resmi, Rabu, 13 November 2024.
Budi menuturkan, sejak 10 hingga 12 November 2024 pukul 08.00 WITA, ada 73 kapal bantu yang sudah dikerahkan. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Bandara Kelas III Labuan Bajo mencatat ada 1.668 orang yang telah menggunakan kapal tersebut untuk keluar dari Labuan Bajo.
Kemenhub pun mengimbau masyarakat tetap tenang dan mengutamakan keselamatan dalam mengakses transportasi dari dan menuju Labuan Bajo. “Akses laut dan darat dapat digunakan sebagai alternatif menunggu dibukanya kembali jalur udara,” ujar Budi.
Sebelumnya dilaporkan, letusan Gunung Lewotobi Laki-laki yang berlangsung sejak Selasa kemarin hingga Rabu pagi ini menciptakan suara gemuruh yang terdengar hingga Kota Maumere. Letusan ini juga menghasilkan dua aliran lava pijar yang masing-masing menjang jarak 3,8 kilometer dan 3,9 kilometer.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengatakan pengamatan visual periode 12 November 2024 menunjukkan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi masih tinggi dengan terpantaunya letusan disertai aliran lava pijar. “Terjadi erupsi menerus pada periode ini disebabkan oleh sistem Gunung Lewotobi yang sekarang ini sudah open system, yang artinya suplai magma langsung dikeluarkan menjadi erupsi. Ini ditandai tidak adanya gempa vulkanik dangkal atau dalam,” kata Wafid melalui keterangan tertulis.
Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dalam status Awas atau Level IV dengan rekomendasi daerah bahaya berada dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi dan 9 kilometer pada arah sektoral barat daya-barat laut.
“Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan 9 kilometer untuk sektoral barat daya-barat laut,” kata Wafid.
Ia juga meminta masyarakat agar mewaspadai potensi banjir lahar hujan saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Pilihan Editor: UI Tangguhkan Kelulusan Program Doktor Bahlil Lahadalia di Sekolah Kajian Stratejik dan Global
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini