Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bangau pembawa dolar

Perusahaan penerbangan Japan Air Lines (JAL) membuka penerbangan carter pertama ke Bali. Takagi, presiden direktur JAL akan minta 50 kali penerbangan berikutnya. (eb)

29 Desember 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEEKOR burung bangau dari Utara sudah menjejakkan kaki dengan selamat di pelabuhan udara Ngurah Rai, Denpasar. Sejumlah 164 turis Jepang dibawanya terbang mengarungi angkasa tujuh jam lebih langsung dari Nagoya. Tanggal 20 Desember itu, secara resmi burung bangau milik perusahaan Japan Air Lines (JAL), membuka penerbangan carter pertama ke Bali. Babak baru dalam pengembangan pariwisata Indonesia, hari itu, dimulai tanpa harus terlalu kaku mengindahkan perjanjian penerbangan antara kedua negara secara timbal balik. Masuk akal bila Y. Takagi, presiden direktur JAL, tersenyum lebar begitu turun dari perut DC-8 itu. Tanpa menemui banyak perintang dari Garuda, JAL kini sudah bisa langsung masuk ke jantung pariwisata Indonesia - tanpa harus menyinggahi Jakarta. "Baru pertama kali ini saya ke Bali," katanya kepada gubernur Bali, Ida Bagus Mantra, yang menemputnya. Jika segalanya lancar, penerbangan kedua pesawat carter JAL itu dilakukan tiga hari kemudian dari Fukuoka, kota terbesar di Pulau Kyushu. Secara resmi, JAL memang hanya mendapat izin menyelenggarakan penerbangan carter dua kali tahun ini. Sesuai dengan perjanjian, pelabuhan pemberangkatan harus dilakukan dari luar Tokyo dan Osaka - kota-kota yang belum dilayani penerbangan reguler ke Indonesia. Dan Takagi dari JAL kelihatan antusias sekali menyongsong program ini. "Tahun depan saya akan minta 50 kali penerbangan ke sini dengan cara ini," katanya. Beberapa hari kemudian, Takagi menemui Menteri Perhubungan dan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi, untuk menyampaikan niatnya itu. Secara bersungguh-sungguh pula, aparat JAL di pelbagai kota Jepang giat mengkampanyekan paket pariwisata langsung ke Bali itu. Pada bulan Desember ini, ketika kaum pria sibuk menjelang tutup buku, sasaran kampanye paling empuk adalah kaum ibu rumah tangga. Seksi perjalanan luar negeri Japan Travel Bureau (JTB) juga banyak membantu kampanye. Setiap peserta dewasa, untuk penerbangan carter itu, dipungut 147 ribu yen (hampir Rp 670 ribu), sedang anak-anak 137 ribu yen (hampir Rp 620 ribu). Biaya itu digunakan untuk menutup ongkos program lima hari di Bali, termasuk bayar hotel, makan, dan perjalanan. Karena cukup murah, dan daerah tujuan wisatanya cukup menarik, peminat pun akhirnya membanjir - terutama dari Nagoya dan Fukuoka. "Prospek penerbangan carter ke Bali dan Borobudur rupanya cukup baik," ujar seorang pejabat JAL di Fukuoka. Bagi calon turis Jepang sendiri, Bali kini jadi pilihan menarik - selain Guam dan Hawaii, misalnya. Diam-diam All Nippon Airways (ANA) berminat pula menyelenggarakan penerbangan carter. Dulu memang, sejak 1977 sampai 1979, perusahaan ini pernah menggalang kerja sama dengan Sempati Air Transport menyelenggarakan penerbangan ke Bali. Tapi, entah mengapa, terhenti. Sudah lama pula perusahaan ini mengajukan permintaan untuk membuka pelayanan itu. Sayang, hingga kini, Jakarta belum memberi lampu hijau. Kata seorang pejabat ANA di Tokyo, dengan 92 pesawat yang dimilikinya, tahun lalu, perusahaannya mampu menyelenggarakan 360 kali penerbangan carter ke luar negeri. "Kalau JAL diizinkan, tentu ada pula harapan besar bagi kami," kata pejabat itu. Terhadap penerbangan langsung ke Bali semacam itu, Garuda dan Departemen Perhubungan kini lebih bersikap realistis. Usaha mencari dolar kini lebih didahulukan. JAL rupanya tahu betul mengambil kesempatan itu. Dan, kata sejumlah kalangan perusahaan di Tokyo, JAL sesungguhnya memang punya -keinginan untuk memperpanjang trayek regulernya, yang kini berhenti di Jakarta, agar bisa ditarik lurus ke Denpasar. Karena biasanya perjanjian penerbangan diatur secara timbal balik, Garuda tentu bisa menuntut hak yang sama. Bagaimana wujud perjanjian itu, baik kita tunggu saja ....

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus