Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan kegiatan usaha bulion atau bank emas pada 26 Februari lalu. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kehadiran bank emas ini dapat menjadi sumber pembiayaan yang mendukung perekonomian nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia potensi komoditas emas yang ada di masyarakat cukup besar. “Di masyarakat jumlah emasnya itu 1.800 ton, kira-kira kalau dinilai sekarang Rp 300 triliun. Sehingga dengan adanya bank emas ini bisa dikapitalisasi untuk dijadikan jaminan, simpanan, serta bisa menambah sumber-sumber pembiayaan untuk kebutuhan keluarga,” ucapnya dalam keterangan resmi dikutip Tempo pada Ahad, 2 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah menurutnya dapat mengintegrasikan potensi emas tersebut ke dalam perekonomian nasional dan mendukung kebijakan hilirisasi pemerintah. Selain itu, Airlangga menembahkan, dengan diproduksinya emas di Freeport atau yang berada di kawasan ekonomi khusus (KEK) Gresik, jumlah emas setiap tahun bisa bertambah 50 ton sampai 60 ton.
Kegiatan Usaha Bulion adalah kegiatan usaha yang berkaitan dengan emas yang dilakukan oleh lembaga jasa keuangan bank maupun non-bank, meliputi simpanan, pembiayaan, perdagangan, dan penitipan emas, serta kegiatan lainnya. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Berdasarkan kajian dari McKinsey, implementasi Kegiatan Usaha Bulion diproyeksikan dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga Rp 245 triliun dalam beberapa tahun ke depan, menarik investasi sebesar Rp 47,4 triliun dan meningkatkan peredaran uang sebesar Rp 156 triliun.
Kegiatan Usaha Bulion juga dapat bertindak sebagai standby buyer atas hasil produksi emas dalam negeri dan standby supplier bagi industri perhiasan lokal. Permintaan produk perhiasan emas dan perak di Indonesia diproyeksikan terus meningkat dengan tingkat pertumbuhan sebesar 1,5 persen per tahun. Menurut Airlangga hal tersebut membuat Indonesia mengimpor lebih dari 70 ton emas jadi pada tahun 2020.
Selain itu, bank emas juga diharapkan dapat menjadi wadah pengembangan investasi melalui berbagai instrumen investasi berbasis emas, seperti tabungan emas dan simpanan emas. Serta menjadi instrumen tabungan yang lebih aman dan menguntungkan, yang memungkinkan masyarakat untuk lebih mudah menyiapkan dana haji atau umroh.