Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi menaksir kerugian para pelaku usaha imbas macet panjang di area Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara beberapa hari lalu mencapai Rp 120 miliar dalam dua hari. Dalam kejadian tersebut, menurut dia, pelaku usaha menjadi pihak yang paling terdampak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Total dapat mencapai sekitar Rp 120 miliar dalam dua hari kerugian dari sisi trucking dan lain-lain," kata Diana saat dihubungi Tempo, Senin, 21 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dari sisi trucking atau pengangkutan saja, kata Diana, setidaknya pelaku usaha kehilangan pendapatan sebesar Rp 1,5 juta untuk satu kali trip. Sebagaimana diketahui, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sebelumnya mengatakan ada 4 ribu lebih truk yang melintas dalam satu hari. Padahal, biasanya tak sampai 2.500 truk.
"Dari sisi trucking saja, kalau dihitung, dari jumlah sekitar 4 ribu unit yang beroperasi, akan kehilangan pendapatan minimal Rp 1,5 juta per trip," ujar Diana.
Dia menyebutkan beberapa dampak yang dirasakan para pelaku usaha seperti biaya operasional atau logistik yang meningkat, penurunan produk, hingga terganggunya rantai pasokan. Selain itu, macet panjang itu juga dinilai dapat menyebabkan hilangnya pendapatan bagi pengusaha, hingga menggerus profit.
Adapun kerugian lainnya ada pada nilai demourage dari kontainer lain yang tidak bisa diambil oleh perusahaan pemilik barang. Demourage adalah biaya yang dikenakan oleh perusahaan pelayaran kepada importir atau eksportir karena keterlambatan pengembalian peti kemas dari pelabuhan, setelah melewati batas waktu yang telah ditentukan. Selain itu, ada kerugian pada biaya operasional lain termasuk apabila ada izin-izin teknis yang harus diperpanjang.
Selain dari sisi pengangkutan, menurut Diana, ada pula biaya clearance di pelabuhan yang meningkat. Biaya clearance merupakan biaya yang dibebankan untuk proses administrasi pengiriman dan pengeluaran barang terkait kepabeanan dan administrasi pemerintah. Akibatnya, pelaku usaha mengalami kerugian akibat terganggunya produksi dan pengiriman barang yang tidak tepat waktu.
"Belum lagi kerugian lingkungan akibat polusi udara yang dihasilkan oleh ribuan kendaraan yang terjebak macet," tutur Diana.
Sebelumnya, pada Kamis, 17 April 2025, video yang merekam kemacetan panjang di area Pelabuhan Tanjung Priok ramai beredar di media sosial. Akun Instagram resmi @pelindo_tanjungpriok juga turut membagikan situasi kemacetan yang terjadi. Tampak antrean kendaraan yang mengular, hingga petugas yang membagikan makanan serta minuman kepada para sopir.
"Sejak pagi tadi, ribuan truk memadati area terminal NPCTI 1," demikian kata manajemen Pelindo Regional 2 Tanjung Priok dalam video yang diunggah hari itu.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo juga sempat meminta maaf lantaran macet panjang yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri, mengatakan kemacetan disebabkan oleh peningkatan arus barang petikemas.
Dia menyebut, peningkatan arus barang ini terjadi bersamaan dengan selesainya masa arus mudik lebaran dan pasca-pembatasan lalu lintas barang. Tak hanya itu, lantaran juga mengejar sebelum libur bersama yang jatuh pada hari Jumat hingga Ahad pekan ini. Dia memastikan tidak ada hambatan akibat dari eror sistem, sehingga terjadi macet.
"Permohonan maaf kepada seluruh masyarakat, mitra dan stakeholder yang terimbas akibat kemacetan yang terjadi. Kemacetan panjang hari ini akibat meningkatnya aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok," kata Adi dalam keterangan tertulis pada Kamis.
Dia mengungkapkan, salah satu titik kemacetan yaitu di Terminal NPCT 1. Data milik Pelindo menunjukan peningkatan hampir 100 persen jumlah truk yang masuk ke dalam terminal. Jika biasanya jumlah truk yang masuk tak sampai 2.500 unit, namun hari ini lebih dari 4 ribu unit.
"Secara rata–rata, jumlah yang masuk kurang dari 2.500 truk, namun hari ini mencapai di atas 4.000 truk yang menuju NPCT 1," tutur Adi.
Pilihan Editor: Bagaimana Koperasi Desa Merah Putih Membebani APBN