Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Tempo Institute dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pada Rabu, 3 Oktober 2018 memulai program “Pendampingan Komunitas Kreatif Bekraf - Tempo Institute” atau Kombet Kreatif selama tiga hari ke depan di Bandung Barat. Setidaknya ada 40 pelaku ekonomi dan industri kreatif yang terpilih hadir menjadi peserta di Balai Seni Barli. Jl. Raya Parahyangan Km. 1,2. Kota Baru Parahyangan, Bandung Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bandung Barat menjadi kota kedelapan yang didatangi program Kombet Kreatif. Yang pertama adalah Kota Padang pada 27-29 September, selanjutnya diikuti oleh Surabaya, Karangasem, Kendari, Maumere, Malang, dan Bojonegoro. Setelah Bandung Barat, pendampingan Kombet Kreatif akan berlanjut di Singkawang, Belu, Kupang, dan Merauke.
Program ini bertujuan mempererat jejaring komunitas kreatif di tingkat kota dan kabupaten. Setiap kota, setiap kabupaten, memiliki kekayaan potensi ekonomi kreatif yang unik dan khas. Di Bandung Barat misalnya, memiliki potensi kuat di sektor kuliner, film, dan seni pertunjukan. Komunitas kreatif berbagai bidang di Bandung Barat perlu berjejaring, berkolaborasi dan menjadi pendorong kemajuan ekonomi kreatif.
"Kami percaya, komunitas kreatif yang berjejaring kuat akan meningkatkan ekonomi kreatif di daerah dan juga bermanfaat di level nasional," kata Endah Wahyu, Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Bekraf.
Program ini menghadirkan pembicara inspiratif. Di Bandung Barat, Benny Fajarai (Founder Qlapa.com) akan berbagi semangat dan inspirasi. Pada program Pendampingan Kombet Kreatif ini juga akan diperkenalkan skill storytelling, penceritaan, yang sangat penting untuk membangun nilai tambah produk kreatif yang akan disampaikan oleh Anwar Siswadi (Jurnalis Tempo). Sebab, narasi yang memikat adalah sarana yang ampuh meningkatkan nilai tambah sebuah produk kreatif.
Kisah yang kuat bisa membangun ikatan antara produk dan konsumen, yang membuat sebuah produk berbeda dengan produk lain yang serupa. Narasi yang bagus sangat dibutuhkan," kata Mardiyah Chamim, Direktur Eksekutif Tempo Institute.
Lebih dari sekadar pertemuan komunitas, rangkaian lawatan ini adalah sebuah upaya pendampingan komunitas untuk berkolaborasi dengan lebih baik. Kombet Kreatif di Malang juga didukung oleh, Indonesian Creative Cities Network. Koordinator Lawatan 12 Kota - Kombet Kreatif Tatty Apriliyana menjelaskan, program ini adalah pemantik kolaborasi komunitas kreatif lokal supaya berjejaring lebih kuat. "Selanjutnya, kami berharap komunitas kreatif di Karangasem benar-benar tumbuh solid dan berjejaring kuat."
Sepanjang 2017, Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor ekonomi kreatif tercatat mencapai Rp 852 triliun. Angka ini diyakini terus meningkat di tahun-tahun mendatang, sebuah perkembangan yang harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan menarasikan dan memasarkan produk bagi pelaku ekonomi kreatif.