Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Beras Langka dan Mahal, Menteri Pertanian Ungkap Strategi Genjot Poduksi Padi Dalam Negeri

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim telah menyiapkan sejumlah rencana untuk menggenjot produksi padi di dalam negeri.

20 Februari 2024 | 07.04 WIB

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 8 November 2023. Rapat tersebut membahas evaluasi dan monitoring pelaksanaan anggaran tahun 2023, rencana program dan kegiatan tahun 2024 serta isu-isu aktual lainnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 8 November 2023. Rapat tersebut membahas evaluasi dan monitoring pelaksanaan anggaran tahun 2023, rencana program dan kegiatan tahun 2024 serta isu-isu aktual lainnya. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim telah menyiapkan sejumlah rencana untuk menggenjot produksi padi di dalam negeri. Rencana itu disiapkan di tengah refocusing anggaran yang dilakukan Kementerian Pertanian akibat anggaran belanja tambahan yang diajukan pada 2023, gagal cair.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami lakukan langkah refocusing anggaran. Anggaran yang tidak produktif kami alihkan ke yang produktif, beli benih, karena sekarang sudah mulai turun hujan," ujar Amran Sulaiman dalam keterangannya di Kantor Kementerian Koordintor Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan atau Kemenko PMK pada Senin, 19 Februari 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Amran Sulaiman menjelaskan, refocusing anggaran yang dilakukan Kementerian Pertanian untuk menggenjot produksi padi akan difokuskan pada tiga hal. Pertama, Kementerian Pertanian akan membenahi persoalan pupuk. Melalui refocusing anggaran, ia ingin memastikan ketersediaan pupuk subsidi.  

Dia mencatat, rata-rata kebutuhan pupuk bersubsidi secara nasional mencapai 9,55 juta ton setiap tahunnya. Namun, dia mengakui bahwa anggarannya hanya mencukupi untuk menyediakan 4,7 juta ton pupuk bersubsidi pada tahun ini.

Ketersediaan pupuk bersubsidi ini, kata Amran, akan semakin diperkuat dengan adanya penambahan anggaran yang diajukan Presiden Joko Widodo sebesar. "Ditambah oleh (tambahan anggaran) bapak presiden (sebesar) Rp 14 trilliun," ujar Amran Sulaiman. 

Selanjutnya: Kedua, Kementerian Pertanian akan menggenjot....

Kedua, Kementerian Pertanian akan menggenjot upaya pompanisasi. Pompanisasi adalah sistem irigasi yang memanfaatkan air bawah tanah untuk mengairi lahan pertanian dengan pompa air. "Seperti Bengawan Solo, kita pompa airnya supaya naik," kata Amran Sulaiman

Selanjutnya, Amran Sulaiman mengatakan, Kementerian Pertanian juga akan melakukan ekstensifikasi lahan sawah ke lahan rawa, khususnya yang berada di luar Jawa. "Lahan rawa kita garap. Di luar Jawa, seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah," ucap dia. 

Adapun Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan produksi komoditas beras terus menurun. Secara historis, ia menjelaskan tren produksi beras pada periode 2021 hingga 2023 menurun. BPS mencatat pada periode tersebut, mulai September hingga Desember, produksi beras selalu turun. 

"Tetapi ada catatan bahwa 2023 terjadi penurunan produksi beras kalau dibandingkan tahun sebelumnya selama periode September-Desember terjadi penurunan 0,06 juta ton," kata Amalia.

Sedangkan untuk periode Oktober sampai Desember terjadi penurunan produksi beras sebanyak 0,59 juta ton. Sementara sepanjang 2023, BPS memperkirakan penurunan produksi beras mencapai 0,65 juta ton.

Oleh sebab itu, ia mengatakan sejak Juli 2023 ini memang terjadi defisit produksi beras. Namun, data tersebut belum mencakup data impor, di mana di Desember diperkirakan terjadi defisit tertinggi yaitu 1,45 juta ton. 

YOHANES MAHARSO | RIANI SANUSI PUTRI 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus