AGAKNYA bukan cuma ilmu yang haL rus ditimba ke Negeri Cina, tapi juga berdagang. Maklum, dengan penduduk hampir satu milyar dan sedang giat membangun, negeri ini tentu terlihat punya banyak kebutuhan. Tak heran jika, bulan lalu, seorang pengusaha semen terkemuka Indonesia pun berkunjung ke sana mencari pembeli. Kelesuan ekonomi di dalam memang membuat pengusaha melirik ke luar. Dan beberapa pengusaha memang sudah berhasil. Indonesian Commodities Centre Ltd. (ICC), sebuah badan usaha milik pengusaha Indonesia yang terdaftar di Hong Kong, berhasil mendapatkan kontrak senilai US$ 700 juta, November lalu. Uniknya kontrak ini ditandatangani di Kanton, RRC. Padahal, sejak pembekuan hubungan Indonesia--RRC, 1967, hubungan dagang selalu dilakukan melalui pihak ketiga. Adakah hubungan dagang langsung Indonesia-RRC sudah dapat dilakukan? Tak jelas benar maklum, sebelumnya perdagangan kedua negara biasanya dilakukan lewat jalan pihak ketiga. Justru penggunaan jasa pihak ketiga ini yang dirasakan beberapa pengusaha Indonesia merugikan. "Mau tak mau, dagang secara langsung akan lebih menguntungkan daripada melalui calo Hong Kong atau Singapura seperti sekarang ini," kata Chris Walean, deputi 1 sekjen Kadin. "Lagi pula, waktunya bertambah panjang, dan jika ada klaim tak bisa melakukan negosiasi secara langsung," tambah seorang pengusaha yang telah delapan tahun berdagang dengan RRC melalui Hong Kong. Ekspor Indonesia ke RRC, dalam catatan Biro Pusat Statistik, baru mulai berarti sejak 1981 dengan nilai US$ 8,3 juta. Itu pun tak sebanding dengan nilai impor dari RRC yang mencapai US$ 253,5 juta. Selisih ini semakin lama semakin kecil. Tahun lalu ekspor mencapai US$ 26,9 juta dan impor USS 204 juta. Hingga awal Oktober lalu, ekspor Indonesia melalui Hong Kong telah mencapai US$ 31,5 juta, sementara impor baru US$ 150,4 Juta. Kayu lapis, tampaknya, merupakan primadona. Hingga awal Oktober, ekspor kayu lapis Hong Kong ke RRC mencapai US$ 5,2 juta, suatu kenaikan 137% dibanding periode tahun sebelumnya. Tak heran jika sampai Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja pun berharap Kadin dapat berperan aktif dalam pameran dagang di Kanton, RRC, April tahun depan. Kelancaran perdagangan RRC - Singapura tanpa adanya hubungan diplomatik, menurut beberapa pengamat, dianggap memberi alternatif hubungan dagang langsung Indonesia--RRC tanpa mengganggu sikap polltis pemenntah selama ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini