Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Garuda Indonesia Group dan Boeing Co. telah melakukan pertemuan tertutup hari ini, Kamis 28 Maret 2019. Pertemuan dua pihak ini terkait dengan berbagai masalah bisnis dan isu keselamatan belakangan ini menerpa Boeing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari pertemuan itu, Garuda Indonesia tetap akan menunggu kembali keputusan Boeing terkait penggantian pesanan 49 unit pesawat Boeing 737 MAX 8 pada akhir April 2019.
Direktur Utama Garuda Indonesia IGN Askhara Danadiputra mengatakan, dua perwakilan Boeing yakni Sales Director International, Samir Belyamani, dan Regional Director Global Sales Contract Commercial Airplanes, Saeah Swezey, hadir di Jakarta untuk membahas bersama. Pertemuan tersebut hanya berlangsung selama 60 menit sejak pukul 09.00 WIB.
"Tanggapan mereka positif. Kami akan melakukan pertemuan lanjutan pada akhir April untuk mencari win win solution untuk kedua belah pihak," kata Askhara kepada Bisnis, Kamis 28 Maret 2019.
Askhara mengatakan, Garuda tetap percaya kepada produk Boeing. Namun, demi menjamin keselamatan penumpang dan masyarakat Indonesia, maka perusahaan pelat merah ini tidak dapat melanjutkan pemesanan pesawat B737 MAX 8 yang sedianya mulai dikirim pada 2020.
Dari sisi teknis, Askhara mengakui bahwa Boeing sudah melakukan pengembangan pada sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) dan masih menunggu approval dari FAA serta laporan akhir atas kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air. Kendati demikian, penumpang Garuda sudah kehilangan kepercayaan terhadap produk Max 8.
Pria yang akrab disapa Ari Askhara ini memastikan tidak akan mengganti pesanan pesawat ke pabrikan lain seperti yang dilakukan maskapai lain. "Kami juga menawarkan masukan kepada Boeing untuk memfasilitasi pertemuan dengan regulator dan memberikan masukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat," ujar dia.
BISNIS.COM