Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Besaran Dana untuk Membuat Coffe Shop atau Kedai Kopi di Indonesia

Jumlah coffe shop atau kedai kopi, menurut data yang dikemukakan Toffin, pada sekitar Agustus 2019 terdapat 2.950 gerai baru di Indonesia.

22 Februari 2022 | 07.53 WIB

Penampakan desain Ruangdjaya Coffee Brew,  dengan konsep  rustic Industrial coffe Shop, berlokasi di Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, lintas Pekanbaru-Bangkinang, Riau. Foto: Istimewa
Perbesar
Penampakan desain Ruangdjaya Coffee Brew, dengan konsep rustic Industrial coffe Shop, berlokasi di Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, lintas Pekanbaru-Bangkinang, Riau. Foto: Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Coffe shop atau juga kedai kopi, menurut data yang dikemukakan oleh lembaga Toffin menyebutkan pada Agustus tahun 2019 saja, ada sebanyak 2.950 gerai baru di seluruh Indonesia.

Kira-kira berapakah dana yang dibutuhkan pelaku usaha membuat coffe shop?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Larisnya usaha kedai kopi, lantaran didukung oleh pertumbuhan gaya konsumsi kopi masyarakat Indonesia yang meningkat hingga 9 persen, selama periode 2014 - 2018 saja, berdasarkan data International Coffe Organization (ICO).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peluang tersebut pun turut dimanfaatkan Hendro, pemiliki coffe shop yang dinamai Ruang Djaya Coffe Brew, beralamatkan di Jalan lintas Pekanbaru-Bangkinang, Rimba Panjang, Kecamatan Tambang, Riau.

Menurut informasi, coffe shop yang punya logo potongan batang pohon tersebut menghabiskan dana di kisaran Rp 40 juta rupiah. Hendro mengungkapkan bahwa sejumlah dana tersebut sudah termasuk biaya material dan isi.

"Kalau buat material semuanya gak sampailah 40 juta (perkiraan), sudah bersama isinya, termasuk mesin dan alat segala macam" katanya.

Kini, usia coffe shop yang dirintis Hendro telah berusia hampir 2 tahun, terhitung sejak akhir tahun 2020. Seperti yang diketahui pendirian tersebut saat kondisi Indonesia menghadapi pandemi Covid-19 yang belakangan belum pulih.

Adapun alasan Hendro tetap memilih membangun coffe shop miliknya, karena motif awalnya memang sudah passionnya ke dunia perkopian. Sehingga pandemi bukanlah masalah yang mengganjal.

"Selain passion, juga buka coffe shop begini bantu-bantu isi kegiatan malam," tutur dia.

Selanjutnya : Dapat dilihat, Hendro punya inisiatif membangun usaha...


Dapat dilihat, Hendro punya inisiatif membangun usahanya kedai kopinya dengan merancang konsep desain bernuansa rustic industrial. Dengan diskripsi material bangunannya coffe shop didominasi besi, seng kayu.

"Saya pilih rustic industrial (konsep coffe shop) karena saya suka," kata Hendro kepada Tempo, Senin 21 Februari 2022.

Uniknya konsep rustik industrial yang diterapkan coffe shop Djaya Coffe Brew ini terlihat kian mencolok salah satunya pada pintu kafenya, yang sangat lebar dengan model geser seperti model pintu gudang berbahan kayu.

Interiornya didominasi dengan warna hitam ditambah sentuhan arsitektur kayu pada kursi dan meja. "Luas seluruh bangunan (kedai kopi) ini sekitar 5x 5 setengah meter," katanya.

Tak hanya itu, sebagian sisi dinding kedai kopi Djaya Coffe Brew ini di desain terbuka yakni menggunakan silangan besi disertai jaring paranet, sehingga memberi kesan seperti kedai kopi outdoor, meskipun sebenarnya tidak.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus