Suryadi Harto Suharjo terpilih sebagai pengusaha kecil teladan dalam lomba yang diselenggarakan Rotary Club, Kadin, dan IBM. KENDATI selalu kalah dalam persaingan memperoleh kredit, pengusaha kecil tidak sampai terlupakan sama sekali. Rotary Club Jakarta cabang Gambir, bersama-sama Kadin dan Direktorat Jenderal Industri Kecil, selain tetap mengingat mereka, juga mengadakan lomba untuk pengusaha kecil. Dengan sponsor utama PT USI Jaya, dalam lomba itu terpilih sebagai pemenang harapan I adalah produsen suku cadang otomotif H. Linggo Suprapto, Bekasi Pemenang harapan II pengusaha mebel Herman, Tanjungpinang serta pemenang utama Suryadi Harto Suharjo (39 tahun), Yogyakarta. "la telah berhasil karena dari muda sudah menunjukkan jiwa kewiraswastaan yang kemudian terus dikembangkan," tutur Natalia Soebagjo, Ketua Panitia Penyelenggara IBM Rotary Small-Scale Entrepreneur of the Year Award, ketika berkomentar tentang Suryadi. Katanya, jiwa entrepreneur itu bahkan sudah dipupuk sejak kecil. Sewaktu masih bersekolah, Suryadi sering keliling menjual kerajinan yang dibuat orangtuanya, perajin perak di Kotagede, Yogyakarta. Lulus SMA (1971), Suryadi tanpa ragu-ragu langsung membuka warung untuk menjual kerajinan perak dan tas-tas kulit produksi Ngasem, Yogya. Ternyata, Suryadi tidak sekadar menunggui warung. Ia dengan gigih menjajakan dagangannya dari pintu ke pintu- pola penjualan yang juga dianut perusahaan multinasional seperti PT Unilever. Di sela kesibukan itulah, ia bertemu gadis manis yang dinikahinya pada 1975. Sambil berbulan madu, pasangan ini berdagang keliling di Bali. Di luar dugaan, dagangan mereka laku keras. Setahun kemudian, Suryadi memproduksi sendiri tas-tas kulit yang laris itu. Ia kembali ke Yogya untuk mengembangkan produksi, sedangkan istrinya bermukim di Bali untuk menangani pemasaran. Pada 1975 ia memusatkan usahanya pada kerajinan kulit. Ketekunannya selama 15 tahun membuahkan bisnis dengan prospek cerah. Produknya mendapat pasar di Australia, Jepang, Hong Kong, Singapura. Bahkan ia kewalahan, sehingga menerapkan sistem sub-contracting dengan melibatkan remaja penganggur. Kini Suryadi mempekerjakan 76 pegawai. Sistem manajemennya sederhana, pembagian kerjanya jelas, catatan penjualan rapi, dan sistem tata bukunya baik. "Tingkat inovasinya tercermin dari ragam barang produksinya, yang senantiasa mengikuti trend terakhir di kalangan konsumen. Yang membantu pemasarannya adalah pencetakan katalog produk lengkap," kata Natalia. Suryadi tampil sebagai pemenang dari 138 pengusaha kecil yang ikut lomba. Kendati peserta tidak banyak- menurut Menteri Muda Perindustrian Tungky Ariwibowo, di Indonesia ada sekitar 1,7 juta unit usaha kecil- namun peserta lomba rata-rata sangat berbobot. Tak heran bila dewan juri sulit memutuskan pemenangnya, padahal mereka bukanlah orang-orang sembarangan. Ada sebelas orang yang bertugas sebagai juri, di antaranya Ir. Trisura Suhardi (Dirjen Industri Kecil), Drs. Paian Nainggolan (Kepala Litbang Departemen Perdagangan), Prof. Dr. Ir. M. Sadli (Wakil Ketua Dewan Pembina Kadin), Poppy Dharsono (Ketua Kompartemen Industri Kecil dan Perajin Kadin), IGN Mantera (Presdir PT USI Jaya), dan But Mochtar (Ketua Rotary International Distrik 304). Penilaian melewati tiga tahap: penyisihan, penilaian tata buku, dan evaluasi secara kuantitatif, yang meliputi data keuangan, keberhasilan usaha dibandingkan kondisi pasar rata-rata, kerapian manajemen, inovasi dalam manajemen, sumbangsih kepada masyarakat, prestasi dan penghargaan yang pernah dicapai, dan prospek usaha di masa depan. MW
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini