Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bila Sempor Sudah Jalan

Waduk sempor pernah jebol 1967 dan dibangun kembali untuk irigasi. akhirnya menjadi bendungan serbaguna, untuk pengairan, pembangkit tenaga listrik, pengendalian banjir, perikanan dan pariwisata.(eb)

11 Maret 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKHIRNYA Bendungan Sempor jadi juga. Membentang sepanjang 220 m di kaki pegunungan Serayu yang hijau, ia menampung air sungai Sempor di Jawa Tengah. Agaknya tak ada bendungan yang dikerjakan begitu lama dan banyak makan korban seperti bendungan ini. Didisain dan mulai dikerjakan 1958, bendungan ini jebol pada 27 Nopember 1967, mengakibatkan 127 orang di sekitarnya tewas, 1.100 rumah dan sebuah mesjid hanyut. Rusak pula 800 m jalan kereta-api dan ribuan ternak binasa karenanya. Dana yang kurang paa masa pemerintahan orde lama mengakibatkan pembangunannya tersendat-sendat. Sedang ia harus dibangun sekaligus, tak boleh dicicil. Inilah yang membuat bendungan itu rapuh dan rubuh 10 tahun yang lampau. Rusak pula ia karena kelalaian manusia. Ketika turun hujan selama 4 hari 4 malam, si petugas tak kunjung tiba untuk membuka pintu bendungan. Untuk membangun Sempor kembali, 1969 dilaksanakan pengkajian oleh Nippon Koei Co, Ltd. Perusahaan Jepang tersebut lantas membuat disain bendungannya tahun 1972, sedangkan Agrar Und Hydrotechnik GmbH dari Jerman Barat mengerjakan disain irigasi dan drainase. Kemudian diadakan beberapa perubahan. Antara lain dibuatnya saluran pelimpah dan dipotongnya sebuah bukit di mana sebagian kaki bendungan itu berdiri. Semula, proyek Sempr ini semata-mata untuk irigasi. Tapi setelah pembicaraan yang berkepanjangan di Bappenas, menurut ir Oehadijono, kepala pelaksana proyek ini, akhirnya dia menjadi bendungan serba-guna untuk pengairan, pembangkit tenaga listrik, pengendali banjir, perikanan dan pariwisata untuk daerah Kedu Selatan. Ketika diresmikan Presiden Soeharto (1 Maret), pembangkit tenaga listriknya yang berkekuatan 1,1 MW belum selesai. Diharapkan ia selesai tahun depan. Pembangkit listrik itu menelan US$ 3.640.300 yang diperoleh sebagian dari kredit Energoinvest (Yugoslavia). Tenaga yang dihasilkannya hanya akan mampu menerangi kota Gombong yang terletak 7 km dari bendungan itu. Jika selesai seluruhnya, bendungan Sempor akan menelan Rp 20 milyar lebih. Biaya tersebut datang dari: Anggaran Pembangunan Rp 15 milyar, pinjaman ADB US$9,2 juta, kredit Yugoslavia US$3,6 juta dan Bantuan Pangan Dunia (WFP-UNO) US$1,3 juta. Bahan pangannya dihabiskan untuk masyarakat yang ikut bergotong royong membangun saluran tertier, kwartier dan drainase. Dengan latar-belakang ini Martin Aleida dari TEMPO kembali dari sana. Ia melaporkan selanjutnya: Oehadijono dalam memimpin pembangunan bendungan itu memadukan ketrampilan tehnisnya dengan kepercayaan yang hidup di masyarakat sekitarnya. Insinyur lulusan ITB, anak asli Gombong itu, misalnya mengikuti berbagai tuntutan masyarakat yang berbau mistik. Antara lain diadakannya ziarah ke pekuburan kramat yang terletak tak jauh dari bendungan. "Saya lakukan semuanya agar bendungan ini selamat," katanya. Di pinggir bendungan didirikannya pula patung Hanoman, tokoh wayang pembebas Dewi Shinta yang merupakan titisan Dewi Sri, lambang kemakmuran pertanian itu. Dengan berfungsinya bendungan ini, tertampung 90 juta m3 di dalamnya yang akan dapat mengairi 17.800 hasawah. Maka dalam setahun daerah Kedu Selatan diharapkan akan dapat panen padi 2 kali dan palawija sekali. Sejak beberapa waktu lalu pihak PUTL melaksanakan pertanian percontohan pada areal seluas 200 ha di sebuah desa antara Karanganyar dan Gombong. Ini "untuk melatih petani bagaimana mempergunakan pintu air. Kebiasaan saling rebutan saluran air supaya berakhir," ujar seorang petugas dari Sempor. Beberapa daerah, terutama yang minus air selama ini, sudah bersiap-siap menyambut datangnya air dari Sempor. "Kelurahan sudah membentuk perkumpulan Darma Tirta, untuk bertanggungjawab supaya pembagian air merata. Dan saya ketuanya," cetus Hadi Pawiro, seorang pensiunan pelda. Apakah mereka akan dikenakan biaya? "Saya belum tahu. Dulu-dulu tak ada pungutan kalau panen. Tapi kalau Sempor sudah jalan mungkin ada potongan," sambut Wagirin, seorang petani tua di desa Petanahan. Memang berapa biaya yang dikenakan kepada mereka yang menggunakan air Sempor belum diketahui. "Untuk beberapa lama pengelolaan bendungan ini masih berada di tangah Proyek Sempor, baru kemudian diserahkan kepada pemerintah daerah," kata ir Oehadijono pula. Perikanan diharapkan pula berkembang. Presiden Soeharto menaburkan bibit pada upacara peresmiannya. Dari sebuah aquarium Presiden menangkap bibit ikan mas, memasukkannya ke sebuah bak yang diikatkan pada ujung crane. Alat kerek inilah yang kemudian menaburkan bibit itu ke waduk. Pariwisata dulu sepi di situ, tapi kini paling cepat bergairah. Saban minggu sedikitnya 2000 orang bersantai ke sana dan mengarungi waduknya dengan perahu pesiar. Rombongan yang datang dengan bus dikenakan pungutan Rp 100. Motor Rp 50 dan sepeda Rp 25. Menteri PUTL ir Sutami menempatkan Sempor dalam urutan ketiga setelah Jatiluhur dan Karangkates. Sesudah itu, Riam Kanan di Kalimantan Selatan. Untuk menjaga jangan sampai terjadi pendangkalan, Menten Sutami menganjurkan penghijauan. Menurut catatan, dari 43.000 ha di hulu bendungan Sempor, baru 12.000 ha yang sudah dihijaukan dengan pinus dan jati. ladi masalah sekarang bagaimana menghijaukan yang 30.000 ha lagi, karena daerah itu justeru padat penduduk. Dalam musim kemarau ramai oran menebang hutan dan kayunya disuplai ke pabrik-pabrik genteng sebagai bahan bakar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus