KTT Nonblok ke10, yang melibatkan 107 negara itu, masa tidak bisa dimanfaatkan untuk peluang bisnis dan meraih rezeki? Ternyata, Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) tidak membiarkan peluang ini lewat begitusaja. BPEN lalu menggelar pameran hasil produksi Indonesia (29 Agustus -- 6 September). Pameran itu mengambil tempat di Jakarta Convention Center denganmenampilkan berbagai produk seperti kondom, hasil pertambangan, tekstil,farmasi, tak terkecuali kecanggihan konstruksi Sosrobahu yang digunakan dijalan layang tol CawangwTanjungpriok. "Sungguh mengagumkan. Potensi yang besar ini bisa digunakan untuk meningkatkan teknologi di Selatan," komentar PM Malaysia, Mahathir Mohamad. Beberapa kepala negara dan delegasi peserta KTT yang lain juga mendecak kagum. Hal yang sama terulang ketika mereka mengunjungi pameran di IPTN Bandung, Sabtu pekan lalu. Di sini yang dipamerkan lebih banyak hasil produksi manufaktur, seperti makanan dan minuman kaleng, rokok, kosmetik, pakaian, mobil, dan pesawat terbang buatan IPTN. "Di sini (Bandung, maksudnya) kami hanya memamerkan hasil produksi. Dan tidak menjual barang," kata Rudy Lengkong, Ketua BPEN. Tapi, jika ada yang berminat, dipersilakan menghubungi pihak produsen seusai KTT. Hasilnya? Belum jelas. Konon, Sri Lanka dan Swaziland ingin mengimpor Daihatsu Zebra. Tanzania juga berminat, tapi dengan kemudinya diubah menjadi stir kiri. Yang tertarik pada pameran di Jakarta, baru Namibia dan PNG. Menteri Perdagangan Namibia melirik generator solar. Sementara itu, perusahaan Wa Flick & Co Niugini berminat menjadi agen alatalat pertanian yang diproduksi PT Agrindo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini