Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bisnis Sepekan

31 Agustus 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penunggak Pajak Segera Masuk Sel

Sel yang disiapkan sejak dua bulan silam untuk menyandera (gijzeling) para penunggak pajak di LP Cipinang sepertinya akan mulai terisi bulan depan.

Pasalnya, menurut sumber Tempo News Room di kantor pajak, saat ini sudah ada penunggak pajak yang bakal menjadi penghuni sel tersebut karena tetap bandel meskipun sudah berkali-kali diberi teguran dan surat paksa.

Daftar orang-orang yang akan menempati sel itu sudah ada di tangan Direktur Jenderal Pajak, Hadi Purnomo. ”Berapa persisnya jumlah yang akan disandera, saya belum bisa menyebutkan,” kata sumber itu.

Hadi tidak membantah atau membenarkan adanya penunggak pajak yang akan segera masuk LP Cipinang. Kepada TEMPO, ia hanya mengatakan bahwa semuanya masih dalam proses, dan kantor pajak terus berupaya agar mereka bersedia bekerja sama. ”Yang penting bukan sandera, tapi uang negara masuk.”

Untuk memaksa penunggak pajak membayar kewajiban, sejak tahun lalu Direktorat Pajak sudah menerbitkan lebih dari 40 surat pencegahan agar para pengemplang itu tidak bisa kabur ke luar negeri.

Direktur Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Fadhil Hasan, menilai bahwa ancaman sandera itu tidak efektif jika tidak disertai contoh nyata. ”Segera laksanakan. Jangan hanya mengancam.”

SBI Terus Turun

Suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) pekan ini kembali turun. Dalam lelang yang diselenggarakan bank sentral minggu lalu, bunga SBI untuk jangka waktu satu bulan turun dari 9,03 persen menjadi 8,99 persen. Ini merupakan angka terendah selama lebih dari lima tahun terakhir.

Likuiditas dana di pasar yang tinggi serta ekspektasi pasar menjadi penyebab utama penurunan bunga SBI. Menurut Anton Gunawan, ekonom Citibank di Indonesia, mayoritas pemain di pasar uang memperkirakan bank sentral masih konsisten menurunkan bunga secara perlahan. Dalam dua bulan terakhir, rata-rata penurunan bunga SBI tidak lebih dari 10 poin per minggu. Itu terjadi karena, ”BI semakin cermat mengatur likuiditas di pasar,” puji Anton.

Karena itu, Anton yakin target bunga SBI sebesar 8 persen pada akhir tahun masih mungkin dicapai. Kendati demikian, keterampilan para ahli moneter di bank sentral akan mendapat ujian. Peningkatan jumlah likuiditas secara mendadak masih mungkin terjadi, mengingat program pembelian kembali (buyback) obligasi yang diluncurkan pemerintah masih berjalan.

Dari dana sebesar Rp 13,5 triliun yang dianggarkan untuk membeli kembali obligasi sepanjang tahun ini, pemerintah baru membelanjakan Rp 3,2 triliun. Jika seluruh anggaran tersebut dihabiskan pemerintah, likuiditas hingga akhir tahun akan meningkat sekitar Rp 10 triliun.

Wisatawan ke Bali Turun

Bom yang meledak di pelataran Hotel JW Marriott, Jakarta, tiga pekan lalu, ternyata juga memukul sektor pariwisata di Bali. Hal itu terlihat dari lebih tingginya penurunan kunjungan orang asing di Bali dibanding penurunan kunjungan orang asing di Jakarta.

Setelah bom meledak, orang asing yang mendarat di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Jakarta, menurun lebih sedikit dibandingkan dengan yang di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Sebelum ledakan itu, orang asing yang mendarat di Jakarta sekitar 2.700-3.700 orang, sesudahnya turun menjadi 2.500-3.700 orang per hari. Sedangkan di Bali, ledakan bom di Marriot menurunkan kunjungan orang asing dari 4.100-5.000 orang per hari menjadi 3.000-4.900 orang per hari.

Perbedaan itu, menurut Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata I Gde Ardhika, karena orang asing yang mengunjungi Bali lebih berminat untuk berwisata. Sementara itu, orang asing yang mengunjungi Jakarta lebih karena urusan bisnis. ”Orang yang berniat untuk bisnis lebih memiliki kelenturan dan daya tahan menghadapi teror,” demikian disimpulkan oleh Ardhika di Jakarta, Rabu lalu.

Namun, Ardhika tetap yakin peledakan bom di Marriott tidak akan membawa dampak yang lebih buruk dibandingkan dengan aksi teror bom di Bali satu tahun lampau ataupun wabah radang paru-paru akut di awal tahun. Karena itu, target kunjungan wisatawan tahun ini—4,5 juta-4,8 juta orang dengan target perolehan devisa senilai US$ 4,3 miliar-4,5 miliar—tidak akan direvisi.

Parlemen Mempersoalkan RAPBN

Beberapa fraksi besar di DPR mempersoalkan perbedaan angka pertumbuhan yang dipatok pemerintah dalam nota keuangan yang dibacakan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 15 Agustus.

Dalam nota keuangan, angka pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 persen. Sedangkan dalam naskah pidato presiden, tertulis 5 persen.

Pada saat rapat paripurna pemandangan umum fraksi-fraksi terhadap Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2004 di gedung parlemen, Fraksi Partai Bulan Bintang menilai perbedaan angka tersebut menunjukkan pemerintah tidak konsisten dalam menjalankan program ekonomi. ”Kekeliruan ini harus segera diperbaiki,” kata juru bicaranya, Bambang Setyo, Kamis lalu.

Fraksi Partai Golkar melalui Ahmadi Noor Supit juga meminta pemerintah mengklarifikasi soal ini. Selain itu, mereka menilai target pertumbuhan belum bisa menjawab soal pengangguran yang kini mencapai 38-40 juta orang. Pertumbuhan 4,5-5 persen hanya mampu menciptakan lapangan kerja untuk 1,5 juta orang saja. ”Padahal tiap tahun angkatan kerja baru mencapai 2,5 juta orang,” katanya.

Berbeda dengan fraksi lain, Fraksi PDI Perjuangan mempersoalkan kecilnya anggaran untuk pembangunan yang hanya Rp 68,1 triliun. Fraksi ini juga menilai rasio pajak sebesar 13,5 persen terlalu kecil. ”Harusnya dinaikkan menjadi 16 persen,” kata juru bicaranya, Sukardjo Harjosuwirjo. Kecuali PDI Perjuangan, semua fraksi lain serempak minta pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri sipil dan tentara.

BPPN Menguasai Dirgantara

Menjelang penutupannya, Badan Penyehatan Perbankan Nasional kembali harus mengeluarkan jurus pamungkas restrukturisasi utang, yaitu konversi saham. Kali ini, BPPN mendapat tugas mengkonversi utang PT Dirgantara Indonesia senilai Rp 1,77 triliun menjadi kepemilikan saham sebesar 92,95 persen.

Konversi ini merupakan salah satu bentuk keputusan rapat pemegang saham Dirgantara di Jakarta, Selasa pekan lalu, untuk mengakhiri kemelut di perusahaan yang dulu bernama IPTN ini. Seperti diketahui, Direktur Utama Dirgantara, Edwin Soedarmo, bulan lalu sempat merumahkan seluruh karyawan Dirgantara.

Agar kembali sehat, Dirgantara akan membatasi kegiatan usaha dalam empat bidang, yaitu pembuatan helikopter dan stick swing, pembuatan komponen pesawat terbang, jasa pemeliharaan, serta memproduksi produk aeronautik dan non-aeronautik. Konsekuensi langsung dari pembatasan bisnis ini adalah pengurangan jumlah karyawan.

Mengenai masalah pembiayaan, pejabat komunikasi BPPN, Raymond van Beekum, menyatakan bahwa pemegang saham telah meminta PT Bank Mandiri Tbk. ikut membantu permodalan Dirgantara.

Dalam rapat umum pemegang saham Jumat pekan lalu, diputuskan dua pejabat BPPN menduduki kursi direksi Dirgantara. Mereka adalah Rudi Mokobombang (Kepala Divisi Penjualan Aset Kredit II) menjadi Wakil Direktur Utama, dan Iwan Soemekto (Kepala Divisi Penjualan Aset Kredit I) menjadi Direktur Niaga dan Pengembangan Usaha. Sedangkan posisi direktur utama tetap dijabat Edwin.

PLN Barter Listrik

Kemarau panjang memaksa Perusahaan Listrik Negara membeli listrik dari swasta untuk menanggulangi krisis listrik di Pulau Jawa dan Bali. Salah satunya dari PT Krakatau Steel, yang memiliki pembangkit listrik sendiri. Menurut Direktur Utama PLN, Eddie Widiono, listrik dari Krakatau Steel bisa menambal kekurangan listrik hingga 80 megawatt.

”Ini barter. Saat beban puncak, mereka memberi kami listrik. Siangnya, mereka ambil kembali listrik dari kami dengan gratis,” tutur Eddie usai menemui Wakil Presiden Hamzah Haz bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, Kamis lalu.

Upaya lain yang telah dilakukan PLN untuk mengatasi krisis listrik akibat kemarau adalah menunda jadwal pemeliharaan atau overhaul pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yang dihitung mampu menghemat 1.500 hingga 2.000 megawatt.

PLN juga mengimbau masyarakat agar hemat listrik, terutama saat beban puncak pukul 8.00 hingga 22.00. Pada jam-jam ini beban listrik bisa mencapai 13.200 megawatt, sedangkan PLN hanya mampu menyediakan 14.000-15.000 megawatt. ”Kondisinya pas-pasan,” ujar Eddie.

Kemarau telah menyebabkan kemampuan PLTA surut hingga tinggal 2.000 megawatt. Jika musim kering berkepanjangan hingga Oktober, kondisi bisa lebih parah. Pasalnya, beberapa pembangkit listrik tenaga diesel juga akan memasuki masa pemeliharaan.

Telkom Meminati Mitra Global

PT Telkom Tbk. sudah menyiapkan ancang-ancang untuk menguasai kembali Jawa Tengah. Langkah awal untuk itu, menurut direktur utamanya, Kristiono, antara lain dengan cara pembelian saham PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia.

Mitra Global selama ini menjadi mitra kerja sama operasi Telkom dalam membangun satuan sambungan telepon di Divisi IV Jawa Tengah.

Pemegang saham MGTI adalah PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (30 persen), Telstra Corporation (20 persen), Nippon Telegraph and Telephone Corporation (15 persen), dan sisanya 35 persen dimiliki investor lokal. Mereka saat ini sedang melakukan negosiasi tahap akhir untuk menjual saham MGTI ke investor Hong Kong.

Menurut Kristiono, jika ternyata Mitra Global sudah ada yang membeli, Telkom akan membuat struktur baru dengan pembeli tersebut. Itu artinya pola kerja sama operasi akan diubah. ”Caranya fleksibel,” ujar Kristiono tanpa merinci maksudnya.

Telkom sendiri memutuskan membeli perusahaan-perusahaan kerja sama operasi setelah banyak dari mereka mengalami kesulitan keuangan sebagai buntut dari krisis ekonomi yang melanda selama beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, kendati niatnya besar, sampai saat ini Telkom masih belum berhasil menguasai Mitra Global karena belum mene-mukan kecocokan harga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus